JAKARTA, KOMPAS.com - Empat kepolisian resort di DKI Jakarta didesak membatalkan rencana razia pemeriksaan dubur dan penyakit AIDS yang dijadwalkan akan dilakukan secara serentak besok Kamis.
Desakan ini diserukan bersama oleh Komnas Anak, Persatuan Rumah Singgah Jakarta dan sejumlah anak jalanan di Jakarta, Rabu (20/1/2010). "Kami menentang razia dubur dan mendesak Polda Metro Jaya tidak melakukan itu. Kami juga mendesak Bupati Bekasi untuk segera menghentikan razia yang dimulai sejak dua hari lalu," ujar Sekjen Komnas Anak Arist Merdeka Sirait usai keterangan pers.
Sejalan dengan pernyataan Ketua Komnas Anak Seto Mulyadi sebelumnya, Aris mengatakan razia dubur merupakan pelanggaran kemanusiaan, pelanggaran hak anak dan konstitusi yang menyatakan anak dilindungi dari kekerasan, serta pelecehan terhadap martabat anak. "Kalau sekedar cari pelaku pedofil atau sodomi, saya kira tak harus razia dubur," tegas Aris.
Seorang anak jalanan dari Pulo Gadung yang hadir mengaku pernah memiliki pengalaman tinggal di tempat Baekuni atau Babe. Menurut Aris, anak-anak seperti ini adalah korban. Razia hanya akan menempatkan mereka kembali sebagai korban. Sebagai tindak lanjut desakan yang diserukan hari ini, segenap komponen Komnas Anak dan Persatuan Rumah Singgah akan melakukan monitoring ke lapangan untuk memastikan razia tak dilakukan. "Kalau tetap dilakukan, kami akan melakukan perlawanan. Misalnya melalui class action," tandas Aris.