Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tarik Diri dari "Razia Dubur"

Kompas.com - 21/01/2010, 09:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana razia terhadap anak jalanan yang akan dilaksanakan mulai hari ini menuai kecaman dari banyak kalangan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Salah satu kontroversi yang muncul menyusul rencana razia ini adalah isu pemeriksaan dubur anak jalanan untuk memburu para pelaku sodomi yang disinyalir banyak berkeliaran di antara komunitas tersebut.

Akibat polemik tersebut, Kamis (21/1/2010) pagi, Polda Metro Jaya melalui Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Idham Aziz memerintahkan seluruh jajarannya untuk menunda pelaksanaan razia anak jalanan untuk waktu yang belum ditentukan. Alasannya, saat ini sudah terjadi kesalahan komunikasi dan persepsi mengenai rencana pendataan dan pengarahan anak-anak jalanan tersebut.

"Kalau, misalnya, institusi pemerintah lain, seperti pemda dan dinas terkait, tetap melaksanakan rencana tersebut, maka dengan ini polisi menyatakan tidak terlibat," kata Idham Aziz.

Penegasan tersebut pun disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafli Amran saat dihubungi secara terpisah. "Polda Metro tidak pernah memerintahkan jajarannya untuk melakukan razia pemeriksaan dubur," tegasnya.

Ia mengatakan, Polda Metro hanya akan melakukan pendataan mengenai anak-anak jalanan dengan pola bimbingan dan pengarahan. "Bahwa kemudian muncul informasi mengenai operasi dubur, itu bukan berasal dari Polda Metro. Itu sebabnya Polda menunda pendataan anak-anak jalanan," sambungnya lagi.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Budhiharjo mengakui, pihaknya telah menyiapkan razia anak jalanan secara serentak di lima wilayah Jakarta. Anak-anak jalanan akan dikumpulkan di Panti Sosial Kedoya untuk diperiksa kesehatannya dan dicari akar penyebab mereka berada di jalanan.

Budhiharjo pun sempat menegaskan bahwa pihaknya kemungkinan akan memeriksa dubur anak jalanan tersebut untuk mengetahui apakah mereka menjadi korban pelecehan seksual atau tidak. Pihaknya akan memberikan pembinaan bagi korban agar tak terjadi trauma yang kelak akan menyebabkan si korban menjadi pelaku pelecehan seksual.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com