Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisatawan Borobudur Wajib Bersarung Batik

Kompas.com - 27/01/2010, 19:59 WIB

BOROBUDUR, KOMPAS.com — Pengelola kepariwisataan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, secara bertahap mewajibkan wisatawan, terutama yang bercelana pendek, untuk mengenakan sarung motif batik saat berkunjung ke candi warisan peradaban dunia itu.

"Mulai Februari 2010, tentunya secara bertahap, dimulai, mereka yang datang ke Borobudur dengan celana pendek, baik laki-laki maupun perempuan, wajib mengenakan sarung batik khas Borobudur," kata Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Purnomo Siswo Prasetyo di Borobudur, Rabu (27/1/2010).

Pihaknya selama ini sering menerima keluhan dari masyarakat sekitar tentang wisatawan yang bercelana pendek saat naik ke candi yang terletak di antara aliran Kali Elo dengan Progo itu.

"Keluhan dari masyarakat dan pemangku kepentingan lain muncul karena pengunjung yang mengenakan celana pendek membuat suasana candi kurang nyaman," katanya.

Ia menjelaskan, pihaknya menyiapkan sekitar 2.000 sarung batik per hari sebagai rintisan tradisi bertandang ke Candi Borobudur itu dengan mengenakan kain khas Borobudur.

Pengunjung, katanya, bisa menyewa atau membeli sarung batik itu sebelum naik ke candi yang dibangun sekitar abad ke-8 pada masa Dinasti Syailendra itu.

Ia mengatakan, pihaknya sedang melakukan berbagai persiapan, termasuk simulasi, untuk penerapan rintisan tradisi bersarung batik di Candi Borobudur.

"Jika tradisi bersarung batik di Borobudur ini terus berkembang, hal tersebut tentu akan memantapkan penghormatan dan penghargaan masyarakat terhadap nenek moyang bangsa yang telah membangun Borobudur sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar Borobudur," katanya.

Ia mengatakan, potensi masyarakat di kawasan Borobudur cukup besar dalam hal mengembangkan diri sebagai pengrajin batik.

Pada kesempatan itu, ia juga mengatakan bahwa, hingga saat ini, pihaknya sedang melakukan simulasi pemakaian sandal dari anyaman pandan sebagai alas kaki ketika pengunjung naik ke candi itu.

"Ini terkait dengan kepentingan konservasi batuan candi. Kalau memakai sepatu kulit dengan hak yang tinggi, itu akan mempercepat keausan batuan candi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com