Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Babeh di Balik Robot Gedek? (1)

Kompas.com - 03/02/2010, 11:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Masih ingat Robot Gedek alias Ciswanto? Persis seperti Baekuni (48) alias Babeh, Robot Gedek juga seorang paedofilia dan pembunuh bocah. Robot Gedek menyodomi dan membunuh 12 anak sepanjang tahun 1994-1996. Ia dijatuhi hukuman mati. Namun, sebelum eksekusi, Robot lebih dulu meninggal karena serangan jantung pada 26 Maret 2007.

Tertangkapnya Babeh mengingatkan kita pada kasus Robot Gedek. Keduanya sama-sama hidup di jalanan dan para korbannya pun adalah anak jalanan. Pertanyaan yang muncul, apakah ada kaitan antara kasus Robot Gedek dan Babeh? Apakah keduanya saling kenal?

Ya. Mereka saling kenal. Menurut Psikolog Universitas Indonesia, Sarlito Wirawan, yang memeriksa kondisi kejiwaan Babeh, keduanya saling kenal karena sama-sama hidup di jalanan. Bedanya, Robot Gedek sungguh gelandangan dan tidak punya rumah, sementara Babeh tinggal di rumah kontrakan.

Menurut Sarlito, latar belakang kejiwaan keduanya berbeda. Robot Gedek cenderung lemah mental, sementara Babeh mengalami masa lalu yang buruk, disodomi waktu kecil dan seorang paedofilia berkombinasi nekrofilia (senang bersetubuh dengan mayat).

Persidangan

Menengok persidangan Robot Gedek pada 20 Mei 1997, ada sejumlah hal menarik yang pantas dicermati. Dari 20 saksi yang memberikan keterangan, hanya satu saksi yang melihat Robot Gedek bersama potongan mayat korban. Saksi itu bernama Sunarto.

Sunarto mengaku sebagai pedagang baju bekas di Pasar Jiung, Kemayoran, Jakarta Pusat. Ia pernah mengikuti Robot yang pergi bersama bocah bernama Wisnu Ibnu Pranoto ke bekas Bandara Kemayoran sekitar pukul 01.00.

Dari kejauhan, Sunarto melihat semak-semak bergoyang. Saat mendekati semak, ia menyaksikan Robot Gedek tengah memotong pergelangan tangan dan pangkal kaki korban.

Di hadapan majelis hakim, Sunarto mengaku tidak melihat sendiri Robot Gedek membunuh. Ia hanya melihat Robot Gedek memotong pergelangan tangan dan pangkal kaki korbannya yang kemudian dimasukkan ke dalam plastik.

Melihat hal itu, Sunarto di pengadilan mengaku hanya mengatakan kepada Robot Gedek, ”Tega benar lu, Bot”.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com