Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rajutan Cantik dari Benang Sisa

Kompas.com - 08/02/2010, 11:05 WIB

KOMPAS.com - Mengolah bahan-bahan bekas ternyata bisa mendatangkan hal-hal baru, bahkan menjadi tren. Contohnya Esti Siti Amanah Gandana. Esti mengumpulkan benang wol atau benang rajut bekas yang merupakan limbah pabrik, kemudian menyulamnya menjadi berbagai barang keperluan wanita seperti tas, kebaya, sepatu, aksesori, dompet, ponco, rompi, dan masih banyak lagi.

Awalnya, Esti sering melihat limbah benang rajut atau benang wol yang dibuang tak jauh dari tempat tinggalnya. Pikirnya, daripada benang-benang itu dibuang atau tidak dimanfaatkan, ia pun mengambilnya. Apalagi, kondisi benang tersebut masih cukup baik.

Bersama tetangga di sekitar rumahnya ia lalu mengumpulkan benang-benang bekas itu dan memisahkannya sesuai warnanya. ''Sisa benang bekas yang tidak terpakai itu saya ambil. Karena memang bekas, jadi gratis,'' tutur perempuan kelahiran tahun 1984 yang kini sedang melanjutkan S2 di bidang desain itu.

Kebetulan sejak kecil Esti kerap melihat tetangganya sedang merajut. Tertarik dengan hasil dan warna-warnanya yang menarik, ia pun belajar membuat rajutan. ''Saya coba buat syal, jadinya satu bulan,'' kenangnya.

Dari sekadar iseng, aktivitas ini lalu menjadi serius. Esti pun belajar membuat benda-benda lain yang lebih berbentuk, seperti dompet, rompi, atau tas. Untuk membuat berbagai barang ini Esti menggunakan teknik crochet atau knitting.

Esti dituntut untuk lebih kreatif, mengingat benang yang dipakai merupakan limbah. Dan karena warna benang tersebut terbatas, maka corak yang dihasilkan dari hasil rajutan pun menjadi lebih unik. Setiap item memperlihatkan warna-warna yang lebih bervariasi.

''Coraknya bisa dibuat sebebas mungkin. Intinya kreativitas,'' tutur pemilik butik ESA Knit Art di Bandung (ESA merupakan singkatan dari Esti Siti Amanah).

Pada awal percobaan, hasil rajutannya hanya berupa syal, tas kecil, ataupun pouch. Kemampuannya berkembang seiring "jam terbangnya". Sekarang Esti bahkan sudah mampu membuat kebaya rajut hingga bed cover. Sebuah rajutan bisa diselesaikannya dalam hitungan jam hingga satu bulan, tergantung bentuknya. Harganya bervariasi, dari Rp 20.000 hingga jutaan rupiah, tergantung tingkat kesulitannya.

Setelah karya rajutannya sudah semakin dikenal, Esti kini mengembangkan rajutan yang khusus ditujukan untuk pangsa pasar remaja. Ia ingin rajutannya tidak hanya disukai oleh kalangan tertentu saja.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com