Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Batik dan Sidang Kasus Antasari

Kompas.com - 11/02/2010, 09:48 WIB

KOMPAS.com — Apa yang khas dari setiap persidangan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan? Ah, mari tidak bicara politik atau hukum. Kalau Anda jeli, Antasari selalu mengenakan batik tiap kali menghadiri sidang. Batik yang dikenakannya beragam. Nampaknya, Antasari seorang kolektor batik. Majelis hakim pernah memuji batik yang dikenakannya.

Batik memang makin populer dua tahun belakangan ini. Namun, bila Anda menduga Antasari Azhar terkena demam batik, ia mungkin akan mengatakan Anda ketinggalan zaman. Maklum, sejak dulu, terdakwa kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen itu sudah menggemari batik.

Hampir dalam setiap kesempatan, mantan pejabat KPK itu tampil mengenakan kemeja batik. Antasari selalu tampil percaya diri dengan batik yang coraknya sedikit berbeda dari batik kebanyakan.

Menghadapi sidang vonis hari ini, Antasari yang dituntut hukuman mati oleh jaksa penuntut umum, mengenakan batik berwarna coklat kekuningan dengan motif kembang dengan sulur-sulur panjang berwarna hijau. Warna yang kalem dan cerah menemani Antasari melewati satu hari yang bakal terasa panjang.

''Bapak memang suka dan hobi beli batik sejak sebelum kenal saya. Dia hobi berburu ke pasar-pasar,'' terang Ida Laksmiwati, istri Antasari, kepada Kompas Female.

Sebelum bertemu dengan Ida dan jauh sebelum bertugas di KPK, Antasari sudah gemar mengumpulkan batik. Tampaknya ia mewarisi tradisi orangtuanya yang gemar mengoleksi berbagai kerajinan dan barang antik. Pria berdarah Palembang itu kerap menyempatkan mencari batik untuk koleksinya.

''Koleksi Bapak rata-rata batik Palembang. Corak dan warnanya memang sedikit berbeda dengan batik Jawa,'' terang Ida dalam perjalanan menuju Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk sidang pembacaan vonis hari ini, Kamis (11/2/2010).

Menurut Ida, batik yang dikoleksi suaminya umumnya memiliki warna yang cenderung mencolok, misalnya oranye dan hijau. Sementara untuk coraknya lebih disukai yang merupakan corak bunga cempako (cempaka) atau  motif daun khas Palembang.

Warna batik dari daerah Sumatera yang cenderung ngejreng ini juga dinilainya selalu serasi untuk sang suami. "Bapak, kan, kulitnya putih. Kalau saya tidak. Saya juga tidak terlalu hobi menggunakan batik seperti Bapak. Bapak itu kalau tidak ada larangan menggunakan batik dalam setiap kesempatan pasti memakai batik,'' imbuh perempuan yang selalu menyiapkan batik untuk suaminya setiap akan bepergian.

Enggak bisa menawar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com