Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketimbang BKT, Lebih Baik Bangun Situ dan Parit

Kompas.com - 18/02/2010, 16:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Proyek Banjir Kanal Timur yang baru saja rampung dengan berhasil tembus laut diklaim sebagai alternatif yang akan mengurangi dampak banjir di Jakarta. Meski demikian, persoalan banjir di ibu kota ini diyakini tidak akan serta-merta teratasi secara mutlak dengan adanya BKT.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT menilai proyek BKT yang belum sepenuhnya rampung seperti desain dalam master plan-nya ini hanya akan mengatasi persoalan banjir di Jakarta maksimal 30 persen.

"Jika BKT sudah beroperasi secara penuh pun, BKT hanya mampu mengurangi sekitar 30 persen dari banjir di wilayah Jakarta bagian timur," kata Kepala Bidang Mitigasi Bencana BPPT Sutopo Purwo dalam konferensi persnya, Kamis (18/2/2010) di Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta.

Persoalan banjir ibu kota ini menurutnya tidak akan mutlak beres dengan hanya mengandalkan BKT. Kondisi geografis dan aktivitas penggunaan lahan di Jakarta akan terus meningkatkan potensi Jakarta sebagai daerah langganan banjir.

Kondisi ini juga diperparah dengan rendahnya kemampuan 13 sungai yang membelah Jakarta untuk mengalirkan air dan banjir kiriman dari daerah Selatan. Sutopo mencontohkan, kemampuan alur Sungai Ciliwung saat ini hanya sebesar 17,5 persen, sedangkan Kali Pesanggrahan hanya 20,7 persen. "Penurunan kapasitas ini karena adanya sedimentasi, pendangkalan, dan penyempitan alur karena pemanfaatan lahan bantaran sungai," urainya.

Proyek BKT sebagai alternatif mengatasi banjir pun sebenarnya tidak sendirian. Rencana pemerintah dengan membangun megaproyek Bendungan Ciawi sempat mengemuka untuk mengatasi banjir. Hal ini pun menurutnya tidak akan efektif. Selain akan menelan biaya yang terlampau besar senilai Rp 1,5 miliar, Sutopo mengatakan bahwa Bendungan Ciawi hanya akan berkontribusi kurangi banjir 1 persen. "Dengan rancangan kemampuannya menampung volume hingga 10 juta meter kubik, bendungan ini juga berpotensi jebol dan membuat bencana," urainya.

Menurut Sutopo, mengatasi masalah banjir Jakarta bukan hanya perlu dilakukan lewat proyek-proyek yang masif dan menghabiskan banyak lahan, melainkan perlu pengerjaan dan komitmen yang berkesinambungan. Sutopo menilai pembangunan situ-situ ataupun parit-parit secara kontinu akan jauh lebih efektif.

"Pembangunan cek dam, dam parit, situ, dan embung yang cukup banyak di bagian hulu justru akan lebih bermanfaat, baik untuk mengurangi banjir ataupun penyediaan air," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com