Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Napas Musik Pengamen Malioboro

Kompas.com - 20/02/2010, 11:51 WIB

Tak berlebihan kiranya bila kelompok musik KLA Project mengabadikan para musisi jalanan ke dalam sebuah lagu. Hingga sekarang, petikan gitar para pengamen itu masih semarakkan malam- malam di Malioboro.

Suara mereka berkumandang dalam wujud musik berbagai aliran di sepanjang trotoar Malioboro.

Dengan panjang hanya sekitar 2 kilometer, Jalan Malioboro di malam hari menyimpan keragaman musik yang begitu kaya. Mulai dari lagu tradisional Jawa, Batak, etnik Banyumasan, hingga lagu-lagu populer Indonesia dan Barat. Titik paling ramai terdapat di ujung paling utara.

Pada titik ini, Malioboro memang masih menjadi ruang yang kuat untuk berekspresi bagi para pemusik Yogyakarta, meskipun terefleksi dalam bentuk ngamen. Artinya, ada kesan kuat, kalau toh tetap berorientasi uang, tetapi mereka serius dalam menggarap musik. Peralatan pendukung juga dibuat variatif sehingga memunculkan garapan-garapan musik yang intens. Pendeknya mereka serius dalam bermusik.

Tidak mengherankan, dari kawasan legendaris Kota Yogyakarta ini, lahir pemusik-pemusik andal. Dari kelompok pengamen Malioboro sering muncul grup-grup musik indie yang menjadi warna genre musik di Tanah Air.

Meskipun tanpa harus ngamen, Ebiet G Ade, Sawung Jabo, grup musik Shaggydog, Mas Anies "Bapak" Reggae Yogyakarta, pernah menjadikan Malioboro sebagai tonggak ekspresi karya-karyanya.

Spesialis

Heri Cenil (15) termasuk salah seorang pengamen serbabisa. Meskipun asli kelahiran Jetis, Yogyakarta, pria bertato hampir di seluruh badannya itu fasih menyanyikan lagu-lagu Batak. "Saya bisa menyanyikan apa saja, tergantung permintaan tamu," katanya, saat mengamen di depan salah satu tenda kaki lima di depan Hotel Ibis, Kamis (18/2) malam.

Ada pula seorang pengamen yang spesialis menyanyikan lagu-lagu Ebiet G Ade dan Jamal Mirdad. Menenteng gitar dan buku berisi catatan tulis tangan syair-syair lagu, penampilan Mustofa M Santosa (38) terlihat mirip Ebiet G Ade. "Sejak SMA, saya memang sangat suka mereka berdua," tutur Mustofa, yang dipanggil Ebiet oleh rekan- rekannya.

Penghasilan penyanyi spesialis macam Mustofa memang cenderung lebih rendah daripada penyanyi serbabisa seperti Heri. Heri yang serbabisa mampu memperoleh pendapatan Rp 20.000-Rp 300.000.

Mustofa dan Heri adalah para pengamen malam yang tergabung dalam Paguyuban Seni Musik Lesehan Malioboro (Pasmal). Beranggotakan 18 pengamen, wilayah kerja mereka hanya dari ujung Hotel Inna Garuda hingga Hotel Ibis. Jam kerja mereka terbatas di malam hari, yaitu mulai 18.00-01.30.

Sisa lain Jalan Malioboro dimiliki kelompok pengamen lain. Pembagian wilayah dimaksudkan untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung dan mengurangi konflik karena rebutan pendapatan.

Sama-sama pengamen, namun pengamen Malioboro di tahun 1980-an memang lebih idealis. Tanpa mengatakan pemusik Malioboro sekarang kurang idealis, Pemimpin Kelompok Penyanyi Jalanan Malioboro (KPJM) Sumarmo (50-an) mengatakan, orientasi pengamen 1970-2000, mengamen adalah saluran untuk menyuarakan gugatan dan idealisme di bawah pemerintahan Orde Baru yang menekan. "Waktu itu, kami lebih banyak membuat lagu sendiri dengan tema-tema sosial dan budaya. Mengamen benar-benar jadi ajang asah kreativitas dan mempererat solidaritas kepada sesama," tutur Sumarmo, yang akrab disapa Pak Mamok. Pergeseran ini bukanlah sesuatu yang perlu disesali. Roh zaman telah berubah, begitu pula para pengamen Malioboro akan terus berubah untuk menyikapi zaman. Ya itulah, napas-napas musik Malioboro. (IRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com