Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Palembang Bukan Cuma Pempek, Tapi ...

Kompas.com - 31/03/2010, 08:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Palembang ternyata kaya akan berbagai jenis makanan dan masakan khas yang lezat. Bukan sekadar pempek saja. Ingin bukti? Datang saja ke Rumah Makan Sari Sanjaya.

Rumah makan yang beralamat di Jalan Boulevard Raya Blok QA 1 No. 8-9, Jakarta Utara itu terhitung lengkap dalam menyajikan berbagai jenis makanan Palembang. Mulai dari jenis kudapan seperti es kacang merah, srikayo dan puding yang terbuat dari agar-agar asli rumput laut, bolu, hingga masakan seperti pindang ikan patin, pempek, laksan, burgo.

Tapi, makanan "wajib" tetap pempek. Mulai dari jenis pempek adaan, pempek kriting, pempek pastel, pempek telor, pempek panggang, hingga pempek lenggang, Pempek dimakan dengan kuah hitam dari gula merah batok dicampur cuka dan ebi, yang mereka sebut cuko.

Rasa cuko ini sangat menentukan. Meski pempeknya terasa enak, kalau tidak didukung dengan kuah yang sepadan, akan terasa kurang pas. Harganya berkisar Rp 4.000-Rp 12.000.

"Banyak pelanggan kami yang membeli untuk dibawa pulang," ujar Lisa, salah satu pegawai Sari Sanjaya.

Bisa dikatakan makanan khas Palembang didominasi yang berbahan ikan. Maklum, kota yang berada di Sumatera Selatan itu dekat beberapa sungai, jadi tidak salah bila ikan menjadi lauk utama.

Ikan-ikan itu bisa dimasak pindang, dengan kuah. Rasanya sedikit asam, ada pula yang terasa asam pedas. Rasa asamnya didapat dari jeruk nipis, tomat hijau dan asam Jawa.

Di Sari Sanjaya, pengunjung bisa menikmati berbagai aneka pindang, antara lain pindang belida, patin, gabus, udang. Untuk ikan belida dan patin dimasak dengan kuah asam pedas, sedangkan gabus dan udang dimasak dengan kuah nanas.

Menurut Lisa, ikan-ikan tersebut dikirim langsung dari Palembang. Meski di Jakarta ada juga yang menjual patin dan gabus hidup, namun menurut mereka aroma dan rasa yang dihasilkan berbeda dengan ikan sungai Palembang.

"Kalau di sini kebanyakan ikannya bau tanah dan amis. Tapi kalau di Palembang tidak berbau. Meski kami dikirimi ikan yang sudah mati, kesegarannya masih terasa," jelasnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com