Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayat Jabang Bayi di Selokan Mataram

Kompas.com - 14/04/2010, 16:52 WIB

Sleman, Kompas - Mayat jabang bayi laki-laki ditemukan di Selokan Mataram, Dusun Kowang, Tamanmartani, Kalasan, Selasa (13/4) pagi. Polisi akan menelusuri upaya-upaya terkait aborsi ilegal yang diduga terkait dengan temuan mayat bayi yang tali pusatnya masih menempel.

"Pembuangan bayi, saya rasa, jelas menunjukkan itu hasil dari hubungan gelap. Sudah ada dua kasus pembuangan bayi di Kalasan sepanjang 2010. Jika kemarin lokasinya selokan, sebelumnya di areal persawahan," ujar Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Kalasan Ajun Komisaris Triadi.

Triadi mengemukakan, polisi akan menelusuri sejumlah selebaran aborsi berkedok layanan "telat datang bulan". "Kami akan segera berkoordinasi dengan jajaran polsek lain untuk menelusur itu," ujarnya.

Secara terpisah, sosiolog UGM, Tadjudin Noer Effendi, berpendapat, masalah aborsi sulit diurai. Namun, ia memberi apresiasi jika polisi bisa mengusutnya termasuk membuktikan selebaran bantuan telat datang bulan itu memang ada hubungannya dengan praktik aborsi ilegal.

Mayat jabang bayi laki-laki ditemukan Sulistyono (35), warga, di sekitar Selokan Mataram. Saat hendak memancing, ia melihat sebuah benda yang awalnya disangka boneka. Setelah didekati ternyata mayat bayi.

"Air di selokan tingginya semata kaki. Tapi, malam sebelumnya lebih tinggi. Bisa saja bayi itu dibuang tidak di lokasi ini, tapi dari lokasi atas dusun. Mungkin karena hanyut oleh aliran, bayi itu kemari," ujar Sulistyono.

Saat ditemukan, jabang bayi tanpa busana. Melihat kondisinya, polisi menduga bayi belum lama tak bernyawa. Selokan Mataram dipilih untuk menghilangkan jejak. Dari penelusuran sementara polisi, pelaku pembuangan bayi itu bukan warga setempat.

Sepanjang 2009, di Sleman terjadi lima kali temuan mayat bayi. Adapun di wilayah DIY, selama 2009 terjadi tujuh penemuan mayat bayi. (PRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com