Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biota di DAS Ciliwung-Cisadane Hilang

Kompas.com - 12/05/2010, 13:04 WIB

CIBINONG, KOMPAS.com — Kepala Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Dr Siti Nuramaliati Prijono mengungkapkan, kondisi biota perairan di Daerah Aliran Sungai Ciliwung dan Cisadane, Jawa Barat, kini dalam kondisi memprihatinkan karena banyak yang sudah hilang.

"Kehilangan keanekaragaman biota perairan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung dan Cisadane tersebut sangatlah memprihatinkan karena jenis-jenis biota air sebetulnya banyak yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber protein," katanya di Pusat Penelitian (Puslit) Biologi LIPI, kompleks Cibinong Science Center, Kabupaten Bogor, Jabar, Rabu (12/05/2010).

Siti mengemukakan hal itu terkait Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia yang jatuh pada 22 Mei 2010.  Dikemukakannya bahwa Puslit Biologi telah melakukan berbagai studi tentang keanekaragaman hayati Indonesia untuk mengungkap kekayaan, potensi, dan kondisi keanekaragaman tersebut di Tanah Air.

Siti kemudian memberi contoh kajian tentang hilangnya keanekaragaman hayati jenis asli krustasea, moluska, dan ikan di DAS Ciliwung pada tahun 2009, yang hasilnya cukup memprihatinkan.

Dari kajian yang dilakukan di dua DAS tersebut, kata Siti, laju kehilangan jenis asli krustasea sebesar 66,7 persen, jenis moluska 66,7 persen, dan ikan sebesar 92,5 persen, sedangkan di DAS Cisadane laju kehilangan sebesar 39,1 persen, 35,7 persen, dan 75,6 persen.

Selain menyebabkan kepunahan biota air, katanya, buruknya kualitas air di dua DAS tersebut juga akan berdampak pada keseharian manusia.

Menurut dia, bangsa Indonesia dikaruniai keanekaragaman hayati dan tingkat endemisme yang tinggi, yang dapat dijadikan salah satu modal dasar pembangunan yang berkelanjutan.

Namun, di sisi lain, kata Siti, Indonesia juga merupakan negara yang memiliki daftar terpanjang jenis-jenis keanekaragaman hayati yang terancam punah, bahkan banyak yang belum diketahui nama dan potensinya.

Berkurangnya keanekaragaman hayati, ujarnya, akan menyebabkan jutaan manusia menghadapi masa depan di mana persediaan air menjadi tidak teratur atau bahkan langka.

"Kondisi itu dapat menurunkan kapasitas manusia untuk mempertahankan hidup di dunia dan membuat kita selangkah lebih dekat pada kepunahan diri sendiri," katanya menegaskan.

Berkaitan dengan itu, pihaknya akan memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia yang mengusung tema "Biodiversity for Development and Poverty Alleviation".

Ia merujuk pada sidang pleno ke-58 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Berlin, Jerman, yang telah mencanangkan dan memutuskan tahun 2010 sebagai "Interantional Year of Biodiversity" dengan pesan "Biodiversity is Life, Biodiversity is Our Live".

Alasan pencanangan itu timbul ketika muncul ketakutan dan kekhawatiran atas punahnya berbagai spesies di dunia, termasuk manusia itu sendiri, dan sebagai salah satu upaya melestarikan bumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com