Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bergaya Sok Gaul, Si Doel Undang Tawa

Kompas.com - 15/05/2010, 15:37 WIB

KOMPAS.com — Logatnya khas Betawi, tetapi gaya anak muda ini layaknya anak metropolitan Jakarta yang menjadi korban pergaulan. Dengan celana cut bray dan kemeja kerah lebar bermotif cerah, anak muda itu berhasil mengundang gelak tawa penonton.

Pemuda itu tak lain adalah Si Doel (Ade Firman Hakim) yang bersama tokoh lainnya, seperti Usye (Senandung Nacitta Mizwar), Asnah (Nabilah Zata Dini), beserta pemeran lainnya, sukses tampil memukau. Mereka membawakan sebuah sandiwara musikal Betawi bertajuk Doel: Antara Roti Buaya dan Burung Merpati, Kembang Parung Nunggu Dipetik yang dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta, Jumat (14/5/2010) malam.

"Semua berhasil tampil bagus memaikan karakter masing-masing. Untuk karakter Si Doel, saya melihat ada kesungguhan mendalami akting dari dalam dirinya," ungkap aktor senior Deddy Mizwar seusai pertunjukan.

Sandiwara musikal ini bercerita tentang tokoh Si Doel yang tinggal di pinggiran Jakarta, tepatnya di Parung, yang kemudian memutuskan untuk pergi ke Jakarta untuk bertemu dengan teman lamanya, Usnul, yang berubah nama menjadi Usye. Usye sendiri telah sukses meniti karier di panggung hiburan, tetapi tetap berteman baik dengan Doel. Sementara Doel mempunyai sahabat baik sejak kecil bernama Asnah.

Cerita kemudian mengalir, mengisahkan kebimbangan hati Doel dalam menyikapi Usye yang cewek modern dan ketulusan hati Asnah, sang kembang Parung.

Para pemain yang berasal dari Ikatan Abang dan None Jakarta ini pada dasarnya bukanlah aktor ataupun aktris profesional. Namun, mereka berhasil tampil luwes dan mengundang gelak tawa penonton. Candaan khas Betawi yang terkesan nyablak tapi jujur membuat pentas tadi malam tadi sarat dengan aroma budaya Betawi. Terlebih tata musik layaknya dalam lenong Betawi yang semakin menguatkan cerita.

Adegan per adegan dibawakan begitu manis dan segar khas anak muda. Di satu sisi penonton terbahak-bahak akan adegan polisi dengan selempangannya, serta kehadiran tokoh penghibur, seorang laki-laki kemayu yang ditemui Asnah di jalan.

Tokoh terakhir mengejutkan penonton karena meski hanya terkesan numpang lewat, tetapi sejatinya membuat cerita makin kuat. Tokoh ini unik. Setiap mengucapkan kalimat pasti kaki dan perutnya bergoyang disertai dengan suara lambat dan parau menandakan kekemayuannya.

Di sisi lain, sandiwara ini juga menyajikan drama yang menyayat hati, seperti ketika Usye dikhianati pacarnya dan akhirnya putus. Demikian juga dengan adegan Si Doel yang penuh keriangan, tetapi bisa juga galau ketika patah hati.

Romantis

Di luar ceritanya, dekorasi panggung pentas tadi malam cukup banyak memanfaatkan tata lampu (lighting) dan material lain yang mampu menimbulkan nuansa romantis. Sayangnya, rentang waktu antar-adegan sedikit lama dan terkadang "bocor". Kehadiran kru panggung yang sedang memindahkan properti masih sering terlihat oleh penonton.

Di luar dari kekurangan teknis tersebut, Deddy Mizwar menilai sandiwara musikal yang diproduseri Maudy Koesnaedi ini pantas diapresiasi karena memberikan warna tersendiri dalam dunia seni peran.

Tak heran kalau sandiwara musikal yang diadaptasi dari film layar lebar ini masih akan dipentaskan pada hari Sabtu (15/5/2010) ini pukul 15.30 tadi dan pukul 19.30 nanti di Gedung Kesenian Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com