Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan Banjir dengan BKT Dipuji

Kompas.com - 22/06/2010, 19:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam melakukan pengendalian banjir dan penataan sungai-sungai di ibu kota mendapat pujian dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Gamawan Fauzi. Pujian tersebut dilontarkan Mendagri dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD DKI Jakarta dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-483 Kota Jakarta, Selasa (22/6).

Dalam beberapa tahun terakhir ini, menurut Gamawan Fauzi, Kota Jakarta semakin indah, cantik, dan tertata rapi setelah Pemprov DKI Jakarta menyelesaikan permasalahan kota terkait banjir dan penataan beberapa alur sungai.

“Beberapa waktu lalu Jakarta selalu didera persoalan banjir sangat serius. Namun, saya melihat beberapa waktu tahun terakhir ini, Jakarta semakin cantik dengan diselesaikannya masalah-masalah terkait banjir oleh Pemprov DKI. Saya juga menyaksikan Jakarta semakin indah terutama setelah beberapa alur sungai dilakukan penataan oleh Pemprov DKI,” ujar Gamawan Fauzi.

Mantan Gubernur Sumatera Barat ini mengungkapkan, dirinya telah melihat kemajuan yang sangat signifikan dalam pengendalian banjir di Jakarta, mulai dari menurunnya volume air yang menggenangi jalan-jalan ibu kota hingga titik-titik rawan banjir pun mulai berkurang. Hal itu dikarenakan komitmen kuat Pemprov DKI untuk menata melalui pengerukan dan penghijauan baik terhadap sungai besar maupun kecil yang melintas di Jakarta.

“Sungai yang ditata rapi dan dinormalisasikan bukan hanya mampu menyelesaikan persoalan banjir yang sudah makin baik keadaannya, tetapi juga memperindah kota ini. Saya menegaskan Jakarta semakin indah dan cantik,” kata Gamawan.

Dia juga memberikan apresiasi atas pengerjaan proyek Banjir Kanal Timur (BKT) yang saat ini telah tembus laut. Selain itu, ruang-ruang kosong di pinggir BKT pun kini, sudah mulai ditanami pohon-pohon. “BKT bisa menjadi teras rumah kita yang asri,” tambahnya.

Gamawan menuturkan, dengan luas wilayah 740,20 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 9,6 juta jiwa, Jakarta memiliki tiga persoalan besar dalam menyelenggarakan pembangunan dan pelayanan publik. Ketiga masalah itu yakni transportasi, penyediaan ruang publik, dan pengendalian banjir.

Selama ini, Pemprov DKI telah menyediakan pelayanan busway dan telah dirasakan manfaatnya bagi warga Jakarta. Namun, Gamawan menilai, penyediaan pelayanan busway belum sepenuhnya dapat mengatasi permasalahan transportasi.

Untuk mendukung aspek kenyamanan dan ketepatan waktu, Pemprov DKI harus segera menuntaskan pembangunan monorel, membangun subway, dan menambah jalan layang. Hal itu diperlukan agar dapat mengurai kemacetan yang terjadi di Jakarta. “Jika dihitung setiap hari kendaraan bermotor bertambah 100 ribu unit. Karena itu, Jakarta butuh penambahan jalan sepanjang 2,5 kilometer per hari. Sayangnya, hal itu sepertinya sangat tidak mungkin dilakukan Kota Jakarta,” bebernya.

Begitu juga dalam upaya mewujudkan kota Jakarta yang ramah lingkungan. Perlu dilakukan penataan bangunan pendukung fasilitas umum seperti, bantaran sungai dan ruang-ruang di bawah atau sekitar jembatan, jalan layang, dan pinggiran rel. Selanjutnya, perlu upaya persuasif dari Pemprov DKI kepada masyarakatnya dalam mengubah pola pikir warga untuk menjadikan sungai sebagai beranda depan. Dengan begitu, sungai dan bantarannya dapat menjadi bersih dan terpelihara. “Disiplin warga sangat penting untuk mewujudkan sungai yang bersih. Semua permasalahan di Kota Jakarta tidak bisa diselesaikan sendiri oleh Pemprov DKI, melainkan harus didukung oleh semua pihak,” tandas Gamawan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com