Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efektifkah Sterilisasi Jalur Transjakarta?

Kompas.com - 02/08/2010, 12:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang karyawan bernama Sumarno mengaku tidak setuju sterilisasi jalur transjakarta yang sedang digalakkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ia mengaku yakin, kebijakan ini tidak efektif untuk mengalihkan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum.

"Loh tadi katanya ini disterilin? Sekarang kok ini dibebasin ada motor dan mobil yang masuk jalur? Ini tidak efektif menurut saya," ujarnya, Senin (2/8/2010) di Jakarta.

Sumarno mengaku lebih memilih menggunakan sepeda motor daripada harus menggunakan angkutan umum atau mobil pribadi. "Kalau pakai angkutan umum atau mobil, saya pukul 06.00 harus berangkat (ke kantor) kalau mau tidak macet. Kepagian itu," ungkapnya kepada Kompas.com. "Angkutan umum juga belum memadai," ujar Sumarno lagi.

Hal yang sama juga dikemukakan Romli, pegawai Palang Merah Indonesia (PMI). Ia menyayangkan kondisi angkutan umum Jakarta. "Angkutan umum masih enggak nyaman, bahkan busway (transjakarta) aja yang paling bagus juga desak-desakan begitu," ujarnya.

Meski setuju dengan kebijakan sterilisasi jalur transjakarta, Romli masih tetap memilih menggunakan mobil dinas dalam bepergian. "Karena sudah disediakan, jadi pakai saja untuk bepergian keperluan kerja. Di sini saya hanya menjalankan tugas," ungkap Romli.

Senin ini merupakan hari pertama sterilisasi jalur transjakarta di empat koridor, yakni Koridor I (Blok M-Kota), Koridor III (Kalideres-Harmoni), Koridor V (Kampung Melayu-Ancol), dan Koridor VI (Ragunan-Dukuh Atas).

Setiap kendaraan selain transjakarta dilarang memasuki jalur. Tujuannya agar para pengemudi kendaraan pribadi beralih ke kendaraan umum. Namun, kenyataannya sterilisasi tidak berjalan efektif karena masih banyak pelanggaran, terutama oleh sepeda motor, yang sulit ditindak pihak kepolisian. Pengawasan pun hanya berlangsung beberapa jam. Setelah itu, polisi pergi meninggalkan lokasi dan jalur pun kembali tidak steril.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com