Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terobos "Busway", Siapa Takut?

Kompas.com - 03/08/2010, 13:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Jangan salah paham, berita ini tentunya tak hendak menyarankan Anda untuk menyerobot jalur bus transjakarta atau busway. Tapi, tulisan ini hendak mengkritisi soal penegakan hukum upaya sterilisasi jalur bus transjakarta seperti yang dicanangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, bekerja sama dengan Kepolisian Daerah Metro Jaya, TNI, BLU Transjakarta, dan lainnya.

Pantauan Kompas.com, Selasa (3/8/2010) siang di sepanjang Koridor VI (Ragunan-Dukuh Atas) menunjukkan belum ada peningkatan penjagaan di lokasi yang rawan menjadi "pintu masuk" kendaraan pribadi ke jalur khusus bus transjakarta. Padahal, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono telah berjanji, upaya sterilisasi pada hari ini akan ditingkatkan.

Di sepanjang jalan dari Halte Dukuh Atas-Ragunan, dan juga sebaliknya, masih dijumpai para pengendara motor dan mobil yang tetap bernyali memasuki jalur khusus bus transjakarta, kendati sejak kemarin media secara tak langsung sudah menyosialisasikan imbauan agar tak memasuki jalur khusus tersebut.

Penerobos terbanyak terlihat di Jembatan Kuningan, beberapa puluh meter dari Halte Latuharhari. Di jembatan tersebut, tak ada separator sehingga kendaraan dengan leluasa melintas di jalur khusus transjakarta. Menjelang sore hari, keberadaan kendaraan pribadi di jalur tersebut tentu sangat menghambat laju transjakarta.

Begitu juga di jembatan di Jalan Halimun, tak jauh dari Halte Halimun. Di lokasi tersebut, tak ada separator. Pada sore hari, keberadaan kendaraan di jalur tersebut juga turut menghambat laju bus transjakarta.

Penjagaan hanya tampak di perempatan Mampang Prapatan. Di sana, ada dua polisi yang sibuk mengatur arus lalu lintas. Selebihnya, pantauan Kompas.com, tak ada petugas yang berjaga-jaga. Padahal, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Condro Kirono mengatakan, jalur Dukuh Atas-Ragunan merupakan wilayah dengan jumlah pelanggar terbanyak. Dari 406 kendaraan yang ditilang, 181 di antaranya ditilang di jalur Dukuh Atas-Ragunan.

Peningkatan penjagaan di sejumlah lokasi rawan sepanjang jalur Dukuh Atas-Ragunan perlu ditingkatkan. Jika tidak, imbauan yang tertulis di bagian belakang badan bus transjakarta, seperti "Busway, Take the Bus, Not It's Way" atau terjemahan bebasnya, Busway, Naiki Busnya, Jangan Jalannya, hanya berupa imbauan kosong tanpa adanya upaya penegakan hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com