Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menara Pemancar Menghambat

Kompas.com - 12/08/2010, 10:37 WIB

Semarang, Kompas - Selain empat bangunan tinggi di pusat kota, jalur penerbangan di Bandara Ahmad Yani Semarang masih memiliki 19 hambatan atau obstacle lainnya yang dapat membahayakan penerbangan. Hambatan itu sebagian besar berupa menara pemancar televisi, radio, atau sinyal telepon seluler.

Hambatan itu terletak di sekitar Jalan Puri Anjasmoro, Pamularsih, dan kawasan Gombel. Berdasarkan data Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Provinsi Jawa Tengah, ke-19 hambatan itu sudah ada sejak tahun 2006.

Bangunan yang menghambat itu memiliki ketinggian yang melebihi batas yang ditentukan dalam Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) Bandara Ahmad Yani. Selain bangunan berupa menara, hambatan itu ada yang berupa bukit, pohon, atau menara masjid.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menyatakan Hotel Novotel, Mal Paragon, menara PT Pertamina, dan Universitas AKI sebagai hambatan. Bangunan itu terletak di kawasan horizontal dalam atau kurang dari 4.000 meter dari bandara. Tinggi keempat bangunan itu melebihi ketentuan, yaitu 45 meter.

Mengurangi kenyamanan

Sementara ke-19 hambatan lainnya berada di kawasan horizontal luar atau di luar radius enam kilometer dari bandara. Kepala Bidang Perhubungan Udara Dishubkominfo Jateng Bona Manurung, Rabu (11/8) di Semarang, mengatakan, meski tidak terlalu membahayakan seperti empat bangunan di pusat kota, 19 hambatan itu mengurangi kenyamanan jalur penerbangan di Semarang.

Menurut Bona, para pilot terpaksa terbang menghindari hambatan itu. Jalur penerbangan pun terkonsentrasi di bagian utara Semarang. Pengaturan lalu lintas udara ini pun tidak cocok untuk bandara dengan arus penerbangan yang padat. "Ahmad Yani tidak dapat menjadi bandara besar jika ada hambatan seperti ini," katanya.

Bona mengatakan, daftar 19 hambatan itu dibuat pada empat tahun lalu. Oleh karena itu, jika ada penghitungan ulang, Bona yakin jumlah hambatan akan lebih banyak. "Kami baru akan menghitung lagi pada 2011," katanya.

Kondisi geografis Semarang bagian selatan yang berupa perbukitan, kata Bona, secara alamiah telah menjadi hambatan. Oleh karena itu, Dishubkominfo Jateng menyarankan Pemerintah Kota Semarang mengembangkan kota ke arah timur.

"Kalau mau mendirikan bangunan setinggi lebih dari 150 meter di Pedurungan tidak masalah," kata Bona.

Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Ahmadi mengatakan, munculnya beberapa hambatan karena pemkot tidak tegas dalam hal perizinan pendirian bangunan. Jika pemkot ingin mempertahankan bandara, pemkot perlu memperketat perizinan. Untuk itu, DPRD akan memperingatkan pemkot secara tertulis. (DEN)  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com