Radar alam
Bagi masyarakat setempat, perubahan warna air kawah Danau Kelimutu juga diibaratkan sebagai radar, pertanda awal akan terjadinya peristiwa negeri ini. Mereka meyakini, gempa bumi yang terjadi di Tasikmalaya, Jawa Barat, dan Sumatera Barat, bahkan merebaknya skandal Bank Century pun, didahului oleh berubahnya warna air kawah.
Masyarakat etnik Lio di daerah itu meyakini kawasan Kelimutu sebagai tempat yang sangat sakral, yakni kampung arwah leluhur mereka. Ini sesuai dengan nama Kelimutu yang terdiri dari kata ”keli” yang berarti ”gunung” dan kata ”mutu” yang bermakna ”berkumpul”. Itu sebabnya, mereka yang berkunjung ke daerah itu tak berani omong sembarangan atau takabur.
Pada pintu gerbang (Pere Konde) tertulis, danau ini dijaga Konde Ratu, sang penguasa. Danau Tiwu Ata Polo adalah ”markas” arwah orang jahat, Danau Tiwu Nua Muri Koo Fai menjadi ”istana” arwah kawula muda, sedangkan Danau Tiwu Ata Mbupu merupakan ”singgasana” arwah kaum sepuh yang bijaksana.
Penyanyi dan pemusik Ende, Eman Bata Dede, warga Kelurahan Onekore, Kecamatan Ende Tengah, pun sangat meyakini kepercayaan itu.
Keajaiban alam Danau Kelimutu, begitu pula mitos yang diejawantahkan secara nyata lewat berbagai ritual magis, memberikan pesona luar biasa. Belum lagi di Kelimutu juga terdapat arboretum, hutan mini seluas 4,5 hektar, tempat tumbuhnya berbagai jenis pohon yang mewakili potensi biodiversitas Taman Nasional Kelimutu. Di sana terdapat aneka flora yang jumlahnya 78 jenis pohon, yang berkelompok dalam 36 suku.
Di antara flora itu ada yang endemik Kelimutu, yakni uta onga (Begonia kelimutuensis) dan turuwara (Rhododendron renschianum), di samping tanaman arngoni (Vaccinium varingiaefolium) yang berbunga kecil berwarna putih dan buahnya berwarna hitam jika matang—yang oleh masyarakat setempat biasa disebut makanan para dewa. Juga kawanan kera ekor panjang (Macaca fascicularis) yang memerlukan bantuan pawang untuk menyaksikannya.
Yang tak kalah menarik, medan yang dilalui di sepanjang jalan dari kota Ende sampai Danau Kelimutu: berkelok-kelok, naik turun bukit tinggi, dengan lebar jalan hanya 4 meter. Di sisi kanan-kiri jalan tersebut adalah tebing. Siapa pun yang mengunjungi Danau Kelimutu akan memperoleh sensasi tersendiri.
Sayangnya, Danau Kelimutu belum dipromosikan secara optimal. Padahal, banyak orang ingin menikmati pesona alam Indonesia yang fenomenal tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.