Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Sunan Drajat Lewat Pesta Ketupat

Kompas.com - 17/09/2010, 11:05 WIB

Gresik, Kompas - Masyarakat pantai utara Kabupaten Lamongan, khususnya di Paciran, Kamis (16/9), menggelar pesta ketupat pada perayaan riyaya kupatan (hari raya ketupat). Tradisi kupatan di wilayah itu berawal dari kisah pendirian masjid oleh Sunan Drajat dan Sunan Sendang Dhuwur. Pesta ketupat di Pantai Tanjung Kodok itu dimaksudkan untuk mengenang dua ulama yang mendakwahkan Islam di Lamongan.

Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan Suyari menjelaskan, tradisi kupatan digelar sejak ratusan tahun lalu oleh masyarakat pantura Lamongan. Upacara kupatan dilaksanakan dengan prosesi acara kirab oleh dua kelompok yang memerankan Sunan Drajat dan Sunan Sendang Dhuwur.

Pergelaran bertujuan menyemarakkan upacara dan menjadi sarana promosi pariwisata Lamongan. Upacara dimeriahkan adegan teatrikal yang menggambarkan perjalanan Sunan Drajat dan Sunan Sendang Dhuwur serta pertemuan keduanya. Acara ditutup dengan makan ketupat bersama. "Tradisi ini terus dipertahankan untuk melestarikan budaya lokal," kata Suyari.

Meskipun kawasan Tanjung Kodok kini terpadu dengan Wisata Bahari Lamongan (WBL), tradisi kupatan tetap dilestarikan. Tradisi kupatan di pantura Lamongan berhenti selama tiga tahun saat pembangunan WBL dan dihidupkan kembali pada 2006.

Drama saat pesta kupatan menceritakan pembuatan Masjid Agung Sendang Dhuwur sebagai tonggak awal berlangsungnya tradisi kupatan di pantura Lamongan. Drama diawali kirab kedatangan rombongan Sunan Sendang Dhuwur dan Sunan Drajat dari dua arah yang berbeda. Setiap rombongan beranggotakan kelompok musik kendang jidor. Sejumlah perempuan membawa ketupat, lepet, dan buah-buahan.

Kedua rombongan bertemu di Pantai Tanjung Kodok. Selanjutnya adegan berlanjut dengan menunggu kedatangan kapal yang membawa utusan Mbok Rondo Mantingan dari Jawa Tengah. Rombongan Mbok Rondo Mantingan membawa bahan bangunan berupa kayu, yang akan digunakan untuk membangun Masjid Agung Sendang Dhuwur. Dalam adegan ini juga digambarkan rombongan ini diserang perompak. Namun, perompak bisa dikalahkan dengan bantuan kedua sunan dan para perompak masuk Islam. (ACI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com