Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tukang Ojek Pun Keluhkan Jalan Ambrol

Kompas.com - 20/09/2010, 12:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sudah hampir lima jam Budi menunggu penumpang di pertigaan Jalan Baru, Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Namun, belum satu pun orang yang bersedia menggunakan jasa ojeknya.

Sejak ambrolnya sebagian badan Jalan RE Martadinata di Kelurahan Tanjung Priok, Kamis (16/9/2010) dini hari lalu, tidak ada satu kendaraan pun yang dapat melewati jalan dekat Jembatan Volker tersebut.

Selama lima hari setelah kejadian tersebut, semua kendaraan di situ dialihkan ke beberapa jalur alternatif. Demikian pula dengan angkutan umum yang melayani trayek Tanjung Priok-Kota.

Pada hari-hari biasa, Jalan Sunter Permai itu dilalui oleh angkutan umum mikrolet M49 jurusan Tanjung Priok-Mall Sunter. Akan tetapi, kini jalur tersebut diramaikan juga oleh angkutan umum lain.

Dari arah Kota, mikrolet M15 dan M15A jurusan Tanjung Priok-Kota dan metromini 24 jurusan Tanjung Priok-Senen kini harus berbelok melewati Jalan Sunter Permai Raya, kira-kira 500 m dari ujung barat jalan yang ambrol. Mikrolet M15 ini nantinya memutar dan berbelok di seberang perumahan Sunter Garden dan Puskesmas Papanggo, memasuki jalan sempit di perumahan padat penduduk di Jalan Warakas sebelum masuk lagi ke Jalan RE Martadinata di sisi timur Jembatan Volbek.

"Armada M15 ini banyak, ada ratusan. Mereka bisa masuk ke perumahan, jadi orang milih naik itu daripada ojek," tutur Budi.

Budi mengaku, biasanya ia bisa melayani lebih dari lima penumpang setiap hari dengan pendapatan bersih Rp 50.000 per hari. "Sekitar sini kan banyak orang pabrik. Banyak perkantoran," katanya.

Tarif dari tempatnya mangkal hingga Pelabuhan Tanjung Priok kira-kira Rp 10.000. Tetapi, kini di sakunya hanya ada beberapa lembar uang ribuan rupiah. Kalaupun ada tambahan uang, itu berasal dari usahanya mendapatkan penumpang untuk angkutan umum yang ikut ngetem di dekat pangkalan ojek. "Kadang sopir M15 ngasih uang sedikit, tapi saya bantuin mereka cariin penumpang," tambahnya.

Kalau mikrolet penuh penumpang, Rp 2.000 bisa masuk ke kantong Budi. Itu pun jarang terjadi karena tukang ojek yang lain pun mengusahakan hal serupa.

Di daerah itu ada tiga pangkalan ojek yang letaknya hanya beberapa puluh meter. Paling sedikit ada 20 tukang ojek yang saban hari mangkal di situ. Budi berharap sebagian badan jalan yang ambrol bisa segera diperbaiki, atau setidaknya akses sudah bisa dibuka melalui sisi badan jalan yang masih utuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com