BEKASI, KOMPAS.com — Adanya pihak yang bermain di balik insiden Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Timur Indah, Bekasi, pernah dikemukakan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bekasi di depan pemerintah pusat. Bahkan, Kampung Ciketing Asem, Bekasi, itu diibaratkan wilayah percobaan konflik yang menggunakan agama sebagai komoditas politik.
"Kami pernah lontarkan di Kemendagri bahwa ada grand design di balik insiden HKBP. Lalu, pemerintah menjawab itu benar," kata Ketua FKUB Kota Bekasi, Badruzzaman Busyairi, dalam pertemuan dengan Gerakan Peduli Pluralisme (GPP) di Bekasi, Selasa (21/9/2010).
Badruzzaman melanjutkan, "Bekasi itu jadi test case. Jika proyek pihak yang bermain itu sukses, ke depannya akan diterapkan ke wilayah lainnya, seperti Depok, Tangerang, Bogor, Batam, dan kota-kota lainnya."
Desain pihak yang bermain itu, diakui Badruzzaman, sudah mengemuka sebelum insiden HKBP Pondok Timur Indah. "Kenapa suatu kampung kecil di pelosok Kota Bekasi bisa terjadi hal semacam itu? Padahal, sebelumnya masalah semacam itu bisa diselesaikan di tingkat kelurahan atau kecamatan," kata dia.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, GPP memastikan ada pihak yang memanfaatkan insiden HKBP di Ciketing Asem sebagai komoditas politik.
"Saya sudah tahu pihak tersebut. Jadi, sayang sekali kalau kita terpancing," ungkap Koordinator Nasional GPP, Damien Dematra.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.