Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emansipasi "Made In" Dapur

Kompas.com - 26/09/2010, 11:54 WIB

Budi Suwarna dan Sarie Febriane KOMPAS.com - Pagi-pagi sebelum berangkat ke kantor, Azwar Zulkarnaen (35) sibuk memasak dua piring nasi goreng untuk sarapan. Satu piring untuk dia sendiri, satu lagi untuk isteri tersayang yang sibuk mengurus bayi mungil mereka.

Begitulah sepotong potret keluarga urban di Jakarta. ”Kalau istri tidak sempat memasak dan pembantu tidak ada, saya harus turun tangan. Tidak ada masalah sama sekali,” ujar pengusaha muda itu, Jumat (24/9).

Pembagian peran tersebut, lanjut Azwar, berjalan secara otomatis. Bukan lantaran ada kesepakatan yang mereka buat sebelum menikah, misalnya. ”Sebagai suami, saya memang bertanggung jawab mencari nafkah, tapi bukan berarti lepas tangan soal urusan rumah tangga,” tambah Azwar.

Tommy F Awuy, budayawan, juga melakukan hal yang sama. Dia tidak segan terjun ke dapur jika pembantunya sedang libur. ”Istri saya tidak pandai memasak, maka sayalah yang memasak,” ujar Tommy.

Tidak hanya untuk istri, Tommy juga senang memasak untuk teman-temannya. ”Kata mereka, bubur manado buatan saya istimewa.”

Apa sih rahasianya? Tommy menyebutkan sejenis daun yang konon hanya tumbuh di Manado. Namanya, daun gedi. ”Daun itulah yang membuat rasa bubur manado saya otentik. Bumbu lainnya sama: salam, sereh, jahe, kemangi, garam, dan lain-lain,” katanya.

Anda pasti kenal Bondan Winarno, wartawan senior yang sekarang jadi presenter acara icip-icip di televisi. Dia memang piawai memasak. Dan, kepiawaiannya itu digunakan sebagai alat pergaulan yang asyik. ”Saya sering mengundang teman-teman ke rumah dan memasak untuk mereka,” katanya.

Kadang Bondan dan kawan-kawan mengadakan pesta kecil, masing-masing tamu membawa makanan sendiri dan saling tukar. ”Kalau makanan kami disukai, senangnya minta ampun.”

Pengaruh keluarga Buat ketiga laki-laki itu, memasak di dapur sama sekali bukan masalah. ”Di beberapa keluarga di Jawa, laki-laki masuk ke dapur dibilang wagu (kurang pas), tapi di keluarga saya tidak,” ujar Bondan.

Dia bercerita, kegemarannya memasak dan icip-icip berawal dari kebiasaan di keluarga besarnya. Ibunya kebetulan senang memasak dan menjamu teman-temannya. ”Saya dulu suka diminta ibu bantu di dapur dan akhirnya bisa masak,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com