Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Betul RE Martadinata Kasus Lokal?

Kompas.com - 28/09/2010, 18:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Longsornya ruas Jalan RE Martadinata yang terjadi pada Kamis (16/9/2010) adalah murni masalah lokal belaka yang tidak mencakup seluruh kawasan Jakarta. Kategori tanah di kawasan Jakarta Utara yang adalah tanah lunak mengakibatkan daerah tersebut rawan longsor apabila pembangunan di daerah utara tidak dilakukan secara profesional.

"Masalah yang menyebabkan longsornya Jalan RE Martadinata adalah masalah lokal belaka yang tidak mencakup seluruh kawasan Jakarta," ucap Chandra, Wakil Ketua Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI), dalam konferensi pers mengenai Isu Pemberitaan Amblesnya RE Martadinata, Selasa (28/9/2010) di Jakarta.

Menurut Chandra, kawasan Thamrin hingga utara memang didominasi oleh tanah muda (tanah lunak) sehingga pembangunannya rawan longsor. Namun, apabila longsornya Jalan RE Martadinata memberikan dampak bagi longsornya jalan-jalan yang lain, maka tentunya itu juga terjadi di sekitar daerah tersebut dan bukannya di daerah lain, misalnya Sudirman.

"Daerah Thamrin hingga utara memang lebih banyak tanah muda, sedangkan daerah Thamrin-selatan itu tanahnya tanah tua dan lumayan keras. Jadi, masalah yang terjadi di RE Martadinata tersebut adalah masalah lokal belaka," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, hal serupa juga disampaikan oleh I Wayan Sengara, Pakar Geoteknik. Ia memaparkan, masalah yang terjadi di RE Martadinata adalah masalah geotechnical engineering lokal. Ada kegagalan lokal yang terjadi di dalam pembangunan RE Martadinata.

"Hanyalah masalah geotechnical engineering lokal di daerah tersebut, jadi masyarakat tidak perlu khawatir kalau ada berita bahwa Jakarta akan tenggelam atau longsor," papar pria yang juga adalah staf pengajar di Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut. Dia menambahkan, di negeri luar seperti Meksiko dan Thailand pun longsor kerap terjadi karena endapan tanahnya masih muda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com