Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

400 Anak Tewas Karena Keracunan Timbal

Kompas.com - 06/10/2010, 09:38 WIB

KOMPAS.com - Sebanyak 400 anak telah meninggal karena penyakit terkait keracunan timbal di Nigeria sejak Maret, kata dua kelompok bantuan internasional, Selasa (5/10). Sebanyak 30.000 orang dikatakan telah terkontaminasi timbal.

Kematian terjadi terutama pada anak-anak di bawah usia lima tahun di negara bagian Zamfara, demikian menurut Lauren Cooney, manajer darurat untuk Medecins Sans Frontieres atau yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Doctors Without Borders. Cooney mengatakan kepada CNN, Selasa, bahwa jumlah korban tewas mungkin lebih tinggi, tetapi jumlah, kata dia, tidak boleh menjadi alasan untuk mengabaikan krisis tersebut.

"Ketimbang berfokus pada angka korban tewas yang spesifik, karena angka itu seringkali sangat sulit diperoleh, masyarakat internasional harus fokus pada kenyataan pahit di Nigeria: sangat jelas bahwa ada suatu yang serius dan jumlah yang signifikan pada kematian anak-anak akibat keracunan timbal," katanya.

Sebuah studi yang dilakukan Organisasi Kehatan Dunia (WHO) dan Departemen Kesehatan negara bagian Zamfara mengindetifikasi 180 desa di mana anak-anak mungkin telah tercemar timbal, yang berarti bahwa sekitar 30.000 orang telah terkena dampak, demikian menurut pernyataan yang dikeluarkan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNCHA), Jumat lalu.

Laporan tentang kematian anak-anak itu muncul beberapa bulan setelah pemerintah Nigeria mengumumkan pada awal Juni adanya kematian lebih dari 160 warga Nigeria, termasuk puluhan anak-anak, akibat keracunan timbal dari penambangan emas ilegal. "Keracunan timbal itu merupakan konsekuensi dari praktek ekstraksi emas dari bijih besi yang mengandung timbal dalam usaha skala kecil orang-orang kampung. Pengolahan bijih itu melibatkan penghancuran dan pengeringan, seringkali dilakukan di dalam rumah-rumah penduduk, yang mengakibatkan pencemaran tanah," jelas Doctors without Borders dalam sebuah pernyataan.

Sejak Juni, para pejabat kesehatan Nigeria telah bekerja sama dengan WHO untuk membersihkan daerah yang tercemar. Sejak proses itu dimulai, dua dari tujuh desa yang dikenal telah tercemar  berhasil didekontaminasi, kata Cooney. "Kami sudah mulai bulan Juni dengan merawat pasien. Kami fokus pada perawatan anak di bawah 5 tahun, tetapi hal yang paling penting adalah pemulihan, atau pembersihan, sehingga eksposur bisa berhenti," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com