Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SD Pun Terpaksa Memaklumi Banjir...

Kompas.com - 08/10/2010, 02:59 WIB

Pertambahan penduduk berdampak pada limbah yang dibuang, pertambahan jumlah bangunan rumah dan tempat usaha, serta penyedotan air tanah besar-besaran. Salah satu dampak yang paling mudah terlihat adalah banjir yang kian parah. Padahal, air yang melimpah saat hujan bisa diolah.

Selain itu, dosen Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Indonesia, Firdaus Ali, mencatat sejumlah 70 persen air masih dibuang ke selokan, belum diolah maksimal. Padahal, kota yang baik seharusnya bisa mengolah air limbah sebelum dibuang ke saluran air atau laut.

Walaupun sudah ada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta, acuan itu agaknya sulit digunakan. Yayat melihat RTRW saat ini cocok untuk 20 tahun yang lalu. Padahal dibutuhkan terobosan yang cukup berani untuk menata Jakarta.

Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang Ahmad Hariadi mengakui draf RTRW 2010-2030 belum dibuat maksimal. Karena itu, masukan dari warga masih dibutuhkan. (ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com