Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maksudnya Banjir Bebas ke Mana Saja...?

Kompas.com - 26/10/2010, 07:54 WIB

KOMPAS.com — Keinginan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menciptakan kota Jakarta yang bebas banjir seperti punguk merindukan bulan. Terbukti, pada Senin (25/10/2010), saat hujan turun, jutaan orang terjebak macet gara-gara genangan air yang cukup dalam di jalan dan permukiman. 

Hujan yang mulai turun sekitar pukul 15.00 itu memicu berbagai reaksi dari warga Jakarta yang terjebak kemacetan. Di jejaring sosial dunia maya, seperti Twitter dan Facebook, berbagai keluhan, umpatan, dan humor kreatif pun mengemuka. Kreativitas itu muncul karena terlalu lelah menghadapi macet.

Marya (26), karyawan swasta, yang hendak pulang dari Kebayoran Lama menuju Tanjung Priok menuturkan, dia dan para penumpang metromini yang dinaikinya terpaksa turun di Mayestik dan berjalan kaki ke Blok M karena bus tidak bergerak selama lebih dari satu jam.

”Sejak jam 18.45 sampai jam 20.05 metromini sama sekali tidak berjalan. Baru setelah jam 20.05 metromini bisa berjalan pelan-pelan. Saya jadi harus turun lalu jalan kaki ke Blok M agar bisa segera dapat bus ke Tanjung Priok,” ujarnya.

Kemacetan juga membuat Dina (31) terjebak selama dua jam di dalam bus transjakarta yang diam di tempat di sekitar Roxy. Dia hendak pulang ke Tomang dari tempat kerjanya di Pulo Gadung.

”Saya empat jam di jalan dan belum juga sampai rumah. Untung saya hamil, jadi dapat prioritas tempat duduk. Coba kalau berdiri, entah bagaimana rasanya. Duduk saja tidak bisa bergerak,” katanya.

Di jejaring sosial Twitter, muncul banyak komentar bernada geram yang dilontarkan dengan kocak. Gunawan, misalnya, menuliskan, ”Untung sudah bisa berenang. Siap-siap kalau Jakarta nanti berubah jadi kolam renang”.

Kris, salah seorang pengguna Twitter tidak kalah kreatif. Dia menulis, ”Jakarta Bebas Banjir. Maksudnya, banjir bebas ke mana saja”.

Wartawan senior Rosiana Silalahi di Twitter menuliskan, ”Dari Kuningan ke Pejaten: 3,5 jam saja dan sampai skrg msh terdampar di kemacetan tak berujung. Manteeb thoo...”.

Artis Dona Harun saat dihubungi bercerita, pukul 17.00, suaminya berangkat dari rumah di Jalan Intan Raya, Cilandak Barat, menuju Dharmawangsa Square untuk satu pertemuan. ”Biasanya dia cuma membutuhkan waktu paling lama setengah jam, dan paling cepat 15 menit. Tapi kali ini dia baru sampai pada pukul 19.00 atau dua jam perjalanan,” tuturnya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com