Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drainase Buruk, Warga Dicekam Rasa Cemas

Kompas.com - 27/10/2010, 06:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bencana banjir dan kemacetan parah yang terjadi hari Senin (25/10/2010) mencerminkan buruknya sistem drainase di Jakarta. Hari Selasa, sebagian besar warga Jakarta cemas bencana banjir akan berulang. Beberapa titik genangan yang cukup lebar dan dalam terlihat di Jalan Bulevar Barat, Jalan Perintis Kemerdekaan, dan Jalan Pluit Barat.

Camat Kelapa Gading Jupan R Tampubolon mengatakan, banyaknya genangan air terjadi karena banyaknya saluran air di kawasan Kelapa Gading yang belum dikuras. Ini dikarenakan banyak saluran air yang masih berada di bawah tanggung jawab pengembang.

”Ada 41 titik saluran air yang belum bisa dikuras oleh Sudin Tata Air karena masih berada di bawah tanggung jawab pengembang,” kata Jupan.

Timbo Sugiharjo, Lurah Pluit, mengatakan, pihaknya sering menguras saluran air setiap minggu, tetapi untuk mengangkat lumpur diperlukan peralatan khusus. Irvan Amtha, Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Utara, saat dikonfirmasi menjelaskan, pihaknya akan segera melaksanakan pengurasan lumpur di kawasan itu.

Sementara itu, di Jakarta Selatan, kegiatan bersih-bersih dan pengerukan saluran langsung dilakukan sepanjang hari Selasa kemarin. Tumpukan karung berisi lumpur dan sampah terlihat antara lain di Jalan Ciledug Raya, M Saidi Raya-Bintaro, Tentara Pelajar, Fatmawati, dan Lebak Bulus.

”Di sini awal tahun ini sudah dibersihkan, tetapi lihat saja ini, sudah penuh lagi lumpurnya,” kata Tisno, pekerja pengeruk saluran di Cipulir, Jakarta Selatan.

Dibongkar

Di Jakarta Barat, Suku Dinas PU Tata Air tengah merampungkan pembongkaran ratusan bangunan yang berdiri di atas saluran air. Sebanyak 75 persen dari 200 saluran air penghubung di Jakarta Barat tertutup bangunan, seperti lapak, warung, gudang, dan rumah tinggal.

Selain membongkar bangunan, petugas juga mengeruk saluran air agar mencapai kedalaman ideal 3,5 meter. Di Jakarta Barat, gorong-gorong terhitung masih bagus penyerapannya karena dasarnya tanah. Namun, karena ada bangunan permanen dan semipermanen di atasnya, air akhirnya tidak bisa masuk ke gorong-gorong. Dengan demikian, air tidak mengalir sehingga timbul genangan yang lama saat hujan deras.

Di Jalan Pintu Besar, sekitar Kawasan Kota Tua, kemarin, para pekerja tampak menggali saluran air. Di beberapa bagian terlihat saluran tersebut mulai mendangkal sehingga harus dikeruk agar bisa menampung dan mengalirkan lebih banyak air.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com