Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Khawatir Tergusur Rel Ganda

Kompas.com - 31/10/2010, 08:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sedikitnya 26 kepala keluarga di RW 8 Kelurahan Cipinang, Kecamatan terus dibayangi rasa takut dan bingung saat menanti SK Gubernur yang bakal menjadikan tempat tinggal mereka sebagai lahan pembangunan jalur dwi ganda kereta api Manggarai-Cikarang. Mereka mengkhawatirkan uang ganti rugi yang diperoleh dari Pemerintah berada di bawah Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) sehingga menyulitkan untuk mencari rumah baru.

"Warga kami merasa ketakutan dan kebingungan. Sebab, kalau benar nanti digusur, mereka tidak bisa punya rumah sendiri. Apalagi, sekarang susah mencari tempat tinggal," tutur Ketua RT 9 RW 8 Kelurahan Cipinang Kecamatan Pulogadung, Yeti Risanti, di Jakarta, Sabtu (30/10/2010) kemarin.

Yeti mengaku iba dengan warganya yang akan terkena rel dwi ganda Manggarai-Jakarta itu. "Saya sebenarnya korban perasaan. Saya kasihan dengan mereka," ucap dia.

Karena itu, ia sangat berharap kepada Pemkot Jakarta Timur agar bisa memberikan uang ganti rugi sebesar 100 persen dari NJOP ditambah harga bangunan tahun ini. "Minimal sesuai hasil musyawarah September 2010 lalu, yang mana kami sepakat dengan tawaran dari Pemkot sebesar 80 persen dari NJOP," kata Yeti.

Jumlah warga di RW 8 yang belum membebaskan lahannya untuk kepentingan pembangunan DDT adalah sebanyak 26 KK. Mereka tersebar di 3 RT, yakni RT 4 (3 KK), RT 8 (10 KK) dan 9 (13 KK). Ke-26 KK tersebut menetap di rumah yang berada di sisi utara rel KA antara Stasiun Cipinang dan Klender. Dalam proyek pembangunan jalur dwi ganda Manggarai-Cikarang, area itu termasuk Paket B (Jatinegara-Bekasi).

Proyek Double-double Track (DDT) dibangun di rel KA sepanjang 35 km antara Stasiun Manggarai dan Cikarang yang dibiayai pinjaman dari Jepang sebesar 58 miliar yen. Pembiayaan tersebut dibagi dalam tiga paket, yaitu Paket A Manggarai-Jatinegara, Paket B Jatinegara-Bekasi dan Paket C Bekasi-Cikarang.

Proyek DDT akan memisahkan jalur KRL dengan KA jarak jauh sehingga jadwal keberangkatan dan kedatangan bisa lebih tepat waktu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com