Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis HAM Kecewa Terhadap Obama

Kompas.com - 04/11/2010, 13:19 WIB

GENEWA, KOMPAS.com - Aktivis hak asasi manusia (HAM), Kamis (4/11), menyampaikan kekecewaan terhadap pemerintah Presiden AS, Barack Obama. Mereka mengatakan, AS  telah gagal memenuhi janjinya untuk mengobati penyiksaan dan pelecehan di Irak dalam operasi kontra-terorisme.

Ketika berbicara menjelang AS menghadapi tinjauan terbuka pertama oleh Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, yang memiliki 47 anggota, Jumat, utusan organisasi internasional dan AS menyatakan, Washington telah gagal memikul tanggung jawab bagi pelanggaran di bawah pemerintah sebelumnya. "Banyak di antara kita jauh lebih bahagia dua tahun lalu, dan kami mengharapkan perubahan yang jauh lebih mendalam. Momentum telah hilang," kata Gerald Staberock dari International Comission of Jurists (ICJ).

Staberock mengatakan, kekebalan yang berkaitan dengan dugaan penyiksaan di Irak dan interogasi tersangka pelaku teror, pengadilan yang berlanjut oleh komisi militer, penahanan dan pembunuhan terarah oleh pesawat tanpa awak di Afganistan meningkat jadi gambaran buram mengenai pertanggungjawaban. "Bukan hanya keadilan tak ditegakkan, itu juga dihalangi untuk dilaksanakan," katanya.

Staberock dan Jamal Dakwar, Direktur American Civil Liberties Union (ACLU), memuji perintah perubahan Presiden Barack Obama pada Januari 2009 karena menutup kamp Teluk Guantanamo dan mengenai metode interogasi, serta perubahan dari retorika agresif mengenai HAM. "Kita semua menduga itu awal yang luar biasa," komentar Dakwar. "Namun, kita sekarang menyaksikan pemerintah ini menjadi penghalang bagi tercapainya pertanggungjawaban di bidang hak asasi manusia," kata Dakwar.

Dakwar mengatakan para pengacara pemerintah AS membela sikap para pejabat pemerintah George W. Bush di pengadilan, dan berusaha memadamkan tuntutan perdata yang diajukan oleh para korban penyiksaan melalui ACLU. "Sampai hari ini, tak satu pun korban penyiksaan yang diberi kesempatan tampil di pengadilan AS. Ini sangat menyedihkan," tambah Dakwar.

Devon Chaffee dari Human Rights First mengatakan Washington masih membiarkan pintu terbuka bagi pelecehan lebih lanjut dan merusak krebilitas internasionalnya sebagai pengeritik penyiksaan di negara lain.

Penyelidikan federal oleh Jaksa Penuntut Umum AS, Eric Holder, telah gagal terwujud sejauh ini, sementara segelintir hukuman telah diputuskan pada tingkat yang sangat rendah, kata perempuan aktivis HAM itu. "Jelas bahwa penyelidikan hanya berlangsung setelah tentara infantri dipandang tak layak lagi," kata Devon Chaffee.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com