Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Tegal Kasih Makan Orang Jakarta

Kompas.com - 06/12/2010, 14:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Para pemilik warung tegal atau warteg mengeluhkan rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang akan mengenakan pajak kepada pemilik warung makan dan minuman beromzet tertentu.

Bagaimanapun juga, orang Tegal tak ingin membebani Jakarta, tetapi juga memberi makan warga Ibu Kota. Ketua Koperasi Warung Tegal (Kowarteg) Sastoro mengatakan, penerapan pajak kepada usaha makanan dan minuman dengan omzet minimal Rp 60 juta per tahun akan sangat memberatkan bagi pemilik warung.

Meski pada akhirnya pajak itu dibebankan kepada konsumen, penerapan pajak itu akan berpengaruh pada kelancaran usaha warung. "Pedagang warteg dari zaman ke zaman tidak mengenal bon. Lalu gimana pelaksanaan pengenaan pajak kepada konsumen? Di sini kita akan menghadapi benturan terhadap konsumen," kata Sastoro seusai bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di Balaikota Jakarta, Senin (6/12/2010) siang.

Keberadaan warteg, lanjut Sastoro, sangat bermanfaat bagi penduduk Jakarta, terutama warga kelas menengah ke bawah. Oleh sebab itu, jika warteg terbebani oleh pajak, maka rakyat kecil akan terkena dampaknya. "Orang Tegal tidak cuma cari kerja, tapi ngasih makan orang Jakarta. Kalau dikenai pajak, kasihan pembelinya," ucap Sastoro.

Sastoro menambahkan, pemilik warteg memerlukan modal besar untuk mempertahankan usahanya. Diperlukan sedikitnya Rp 100 juta per tahun bagi pemilik warteg agar usahanya tetap langgeng di tengah kerasnya persaingan di Ibu Kota. "Untuk sewa tempat, taruhlah harus bayar Rp 30 juta per tahun, tapi ada warteg yang harus bayar langsung dua tahun, jadi Rp 60 juta untuk modal awal. Warteg sekarang masanya sulit, tidak seperti tahun 1975-an," papar Sastoro.

Sementara itu, Ketua Ikatan Keluarga Besar Tegal M Joesro mengatakan, warga pendatang asal Tegal tidak ingin menjadi beban bagi roda kehidupan. "Minimal tidak membuat onar di Jakarta. Kalau seperti ini, yang kasihan warteg dan konsumennya," kata Joesro.

Hingga tahun ini, tercatat ada 26.900 usaha warteg yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com