Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: Dukungan Buat KPK dari Itu-itu Saja

Kompas.com - 09/12/2010, 12:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK, Kamis (9/12/2010) dikritik Indonesia Corruption Watch atau ICW.

Pasalnya, peringatan ini menjadi bukti betapa tidak sensitifnya lembaga negara untuk turut berkampanye menyeruakan pemberantasan korupsi, karena hanya ada satu lembaga negara yang turut peran serta yakni Komisi Yudisial atau KY.

"Kenapa kami merayakan dengan cara yang populer contohnya Kampung Antikorupsi ini menegaskan fakta yang ada sekarang, bahasa simbol ini sangat jelas KPK hanya didukung sama yahhh.. yang ini-ini saja. Yang butuh pemberantasan korupsi yah hanya LSM dan media artinya ini hanya masyarakat yang bersama KPK, ini sangat menyedihkan," ucap Koordinator ICW Danang Widoyoko, Rabu (9/12/2010), dalam jumpa pers Hari Antikorupsi Sedunia, di kantor KPK, Jakarta.

Ia pun menyindir lembaga negara yang tidak turut serta dalam peringatan kali ini. Hal tersebut, menurut Danang, menyiratkan ketidakpedulian lembaga negara untuk memberantas korupsi. "Pemberantasan korupsi harusnya bukan KY (yang hadir) tapi lembaga negara lain, ini gambaran jelas kalau ke depan tidak akan mudah lagi memberantas korupsi karena ada pergeseran korupsi yang dikonsolidasi para elit politik," ungkap Danang.

Adapun, dalam peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, KPK menggelar kegiatan Kampung Antikorupsi dan karnaval kampanye pemberantasan korupsi. Kegiatan ini diikuti lembaga swadaya masyarakat seperti Indonesia Corruption Watch (ICW), Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), Transparansi International Indonesia (TII) dan lembaga internasional seperti United Nation Convention Against Corruption (UNCAC), serta beberapa perguruan tinggi dan sekolah dasar.

Hanya ada satu lembaga negara yang turut berpartisipasi dalam acara KPK ini yakni Komisi Yudisial yang mendirikan stan di Kampung Antikorupsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup, Kaesang: Pilih Partai, Bukan Caleg

    Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup, Kaesang: Pilih Partai, Bukan Caleg

    Nasional
    KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

    KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

    Nasional
    Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

    Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

    Nasional
    Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

    Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

    Nasional
    Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

    Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

    Nasional
    Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

    Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

    Nasional
    Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

    Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

    Nasional
    Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

    Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

    Nasional
    Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

    Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

    Nasional
    Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

    Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

    Nasional
    Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

    Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

    Nasional
    Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

    Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

    Nasional
    Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

    Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

    Nasional
    Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

    Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

    Nasional
    Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

    Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com