Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muharli Bantah Berorasi di HKBP Ciketing

Kompas.com - 24/01/2011, 14:47 WIB

BEKASI, KOMPAS.com - Terdakwa Muharli Barda menegaskan tidak pernah menggelar orasi dalam setiap aksi penolakan pendirian gereja Huria Kristen Batak Protestan Pondok Timur Indah (HKBP PTI).

Dikatakan pula, aksi-aksi tersebut merupakan inisiatif dari masyarakat sekitar yang memang tidak setuju dengan pembangunan rumah ibadat itu, bukan dari Front Pembela Islam atau FPI Kota Bekasi, organisasi yang dipimpinnya.

"Saya tidak pernah orasi di sana. Saya juga memang tidak pernah naik mimbar di wilayah Mustikajaya," ujar Muharli dalam sidang kasus dugaan kekerasan terhadap jemaat HKBP PTI, Senin (24/1/2011) di Pengadilan Negeri Bekasi, Jalan Pramuka, Kota Bekasi.

Muharli mengatakan, dia pernah bertemu dan berbicara dengan pendeta Luspida Simanjuntak. Percakapan itu berlangsung pada 8 Agustus 2010 atau sebelum hari pertama Ramadhan di sebuah lahan kosong di Ciketing Asem, Mustikajaya, Kota Bekasi, tepatnya di bawah pohon rambutan.

Kepada Luspida saat itu, ia mengatakan, "Saya izin bicara, apa yang Anda lakukan sangat meresahkan warga. Sebaiknya keluar dari Bekasi karena bikin situasi tidak tenang."

"Memang ada kebebasan beragama di negara kita, tapi ada undang-undang yang mengatur. Kami punya data-data mengenai pemalsuan tanda tangan para warga yang menyetujui pendirian tempat ibadah," lanjut Murhali yang katanya disikapi dengan raut muka Luspida yang tidak sependapat.

Pada kesempatan lain, Murhali kembali mengatakan belum pernah mengadakan orasi di Ciketing Asem. Kalaupun orasi, katanya, hanya dalam suatu musyawarah di Masjid Baiturrahim, Kota Bekasi. "Saya tidak pernah berorasi di depan massa FPI, HKBP atau masyarakat umum," ungkap ustadz yang rutin mengisi siaran di Radio Dakta tiap Minggu siang itu.

Ketika di tengah kerumunan massa, Murhali mengaku tidak tampil di atas panggung. Dia hanya berada di sana sebagai penonton dalam unjuk rasa warga setempat yang keberatan provokasi oleh HKBP PTI. "Saya masih ingat, aksi itu berjalan damai karena memang diimbau masyarakat untuk tertib dalam demo. Tidak ada sifat anarkis," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com