Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Waswas akan Efek Domino

Kompas.com - 18/02/2011, 10:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Investor dalam negeri dan asing mulai menekankan agar pemerintah mengantisipasi efek domino dari kekerasan oleh kelompok massa. Gejolak sosial harus segera diselesaikan agar tidak mengganggu pemasaran, distribusi, dan produksi.

Ketua Umum Federasi Gabungan Pengusaha Elektronik Indonesia Rahmat Gobel yang dihubungi di Jepang, Kamis (17/2/2011), mengatakan, ”Pemerintah, intelijen, dan polisi harus bekerja keras untuk menciptakan stabilitas keamanan. Rasa aman sangat dibutuhkan investor.”

Penciptaan rasa aman menjadi prioritas mengingat belakangan ini begitu mudahnya terjadi gejolak sosial. Atas kepentingan tertentu, masyarakat mudah terprovokasi untuk melakukan aksi kekerasan, seperti terjadi di Banten, Temanggung, dan Pasuruan.

Rahmat mengatakan, penciptaan lapangan kerja seluas-luasnya harus segera didorong oleh pemerintah. Jangan hanya bergantung kepada swasta.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang Kebijakan Publik, Perpajakan, dan Kepabeanan Sistem Fiskal dan Moneter Hariyadi Sukamdani mengatakan, ”Kondisi ini jelek bagi citra investasi. Apalagi, kalangan pengusaha menduga gejolak sosial itu sudah didesain dengan membenturkan hubungan antarmasyarakat.”

Menurut Hariyadi, penyerangan terhadap kelompok tertentu jelas sekali menyebabkan instabilitas keamanan yang berujung pada perekonomian.

Putri Kuswisnuwardhani, Chief Executive Officer PT Mustika Ratu Tbk, mengatakan, ”Kekerasan menyebabkan sejumlah pemilik toko tutup. Apalagi, kekerasan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa diekspos media internasional. Jelas sekali, ini memengaruhi pandangan investor asing. Saya yakin, langkah pemerintah sangat dipantau oleh investor agar asetnya yang telah ditanam di Indonesia bisa selamat.”

”Beruntung konflik-konflik tersebut tidak berada di wilayah destinasi. Coba saja kalau kerusuhan seperti di Cikeusik dan Temanggung terjadi di Bali, pasti imbasnya langsung terasa. Seketika itu akan banyak turis yang membatalkan rencana liburan ke Indonesia,” kata Asnawi Bahar, Wakil Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata.

Secara terpisah, Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Cabang Yogyakarta, Deddy Eryono Pranowo mengatakan, kerusuhan di Temanggung sejauh ini belum berdampak signifikan bagi kunjungan wisatawan ke Yogyakarta.

”Pemberitaan media cukup proporsional. Kekerasan tidak ditulis secara berlebihan sehingga tidak menimbulkan ketakutan,” katanya. (OSA/ENY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com