Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Industri Kecil Ikut Rontok

Kompas.com - 02/03/2011, 06:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemadaman aliran listrik secara bergilir oleh PT PLN tidak hanya bisnis mengganggu usaha berbasis teknologi informasi seperti warung internet dan percetakan digital.

Sejumlah industri kecil seperti ikan hias, kaca gravir, bengkel las listrik hingga penatu juga bakal rontok perolehan labanya.

 

Bisnis ikan hias, misalnya, sangat bergantung pada tersedianya listrik. Pasalnya, pompa sirkulasi udara elektrik adalah salah satu unsur primer pendukung kehidupan ikan dalam aquarium.

"Tanpa sirkulasi udara yang memadai, ikan-ikan dalam aquarium akan mati karena kekurangan oksigen," kata Maskin, karyawan Nirwana Aquarium di Bona, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, saat ditemui di lokasi usaha, Selasa (1/3/2011).

 

Edwin, pemilik Nirwana Aquarium, menambahkan, kebanyakan ikan peliharaannya cuma mampu bertahan 2-3 jam tanpa bantuan pompa sirkulasi elektrik. Bila terjadi pemadaman, mereka terpaksa memindahkan ikan-ikan tersebut ke dalam kantong-kantong plastik. Itu pun sifatnya sementara.

"Ikannya bertahan hidup dalam kantong plastik cuma sekitar 3-4 jam. Lebih dari itu kebanyakan akan mati," jelas Edwin sambil menunjuk jenis ikan mas koki sebagai ikan yang paling rawan mati.

 

Saat ditanya potensi kerugian bila terjadi pemadaman, Edwin mengemukakan, nilai total keseluruhan ikan tersebut mencapai Rp 50 juta. "Kalau pemadaman lebih dari 6 jam, ya, kemungkinan separuhnya akan mati. Jadi nilai kerugian saya mencapai Rp 20-an juta," ungkapnya.

 

Sebagaimana usaha ikan hias, bengkel kaca gravir dan kusen alumunium pun turut terganggu bila aliran listrik terganggu. Hal itu diungkapkan Anar Apit, dua karyawan CV Karya Jaya Glass, usaha kaca patri, bevel, gravir, kusen alumunium.

 

Dengan banyaknya perangkat elektrik yang mereka gunakan, seperti cutter dan dumpul elektrik, alat untuk melubangi kusen alumunium hingga penghalus kaca, ada dua dampak negatif yang bisa terjadi, menurut mereka.

"Pesanan pasti tidak bisa diselesaikan tepat waktu," tutur Apit. Akibatnya, selain protes, pemesan bisa saja pindah ke produsen lainnya. Bisa juga bayaran ditunda.

Hal terakhir ini turut mengganggu perputaran roda bisnis mereka. "Kerjaan pesanan pun menumpuk kalau ada pemadaman. Kami mungkin diminta lembur oleh pemilik," tambah Atar.

 

Bisnis Laundry pun setali tiga uang. Penggunaan mesin cuci, mesin pengering dan strika elektrik sudah menjadi kebutuhan utama bisnis ini.

"Biaya laundry yang kami kenakan tidak hanya menurut hitungan pieces (per helai pakaian), tapi juga waktu pengambilan," tutur Ita, pemilik Fame Fresh Laundry. Ia membagi biaya penatu atas dua, normal dan ekspres. Harga mahal akan dikenakan pada pelanggan yang ingin mengambil pakaian dalam hitungan jam.

Bila ada pemadaman, pelanggan yang ingin layanan ekspres bisa saja marah. Selain itu, keuntungan akan tergerus karena bayaran mahal yang mereka kenakan pada proses ekspres harus diubah perhitungannya menjadi normal.

 

Sebagaimana diberitakan, PLN DKI Jakarta mengumumkan adanya pemadaman bergilir untuk wilayah DKI. Pemadaman disebabkan adanya gangguan pada 3 pembangkit di PLTGU Tanjung Priok. Pihak PLN menjanjikan akan segera memulihkan kondisi pada awal Maret ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com