Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritis, Volume Air Tiga Waduk di Citarum

Kompas.com - 10/03/2011, 05:58 WIB

PURWAKARTA, KOMPAS.com — Rendahnya curah dan intensitas hujan di Daerah Aliran Sungai Citarum membuat tinggi muka air Waduk Saguling, Cirata, dan Ir H Djuanda terus turun mendekati titik kritis pada dua bulan terakhir.

Hujan buatan diharapkan menambah pasokan air untuk memenuhi kebutuhan irigasi, produksi listrik, air minum, dan industri.

Tinggi muka air (TMA) Waduk Saguling, Rabu (9/3/2011), tercatat 630,23 meter di atas permukaan laut (mdpl) atau hanya 5,23 meter di atas titik terendah operasional waduk (625 mdpl).

Sementara TMA Waduk Cirata 208,34 mdpl atau hanya 2,34 meter di atas titik terendah, yakni 206 mdpl. Adapun TMA Waduk Ir H Djuanda 97,1 mdpl atau 22,1 meter menjelang titik terendah.

Volume air efektif ketiga waduk juga lebih rendah dari rencana operasi. Volume air Saguling tercatat 92,51 juta meter kubik atau hanya 28,09 persen dari rencana, sedangkan Cirata 99,94 juta meter kubik (24,13 persen), dan Ir H Djuanda 1.123,32 juta meter kubik (80,62 persen).

Secara umum, rata-rata debit aliran Citarum selama Januari 140,44 meter kubik per detik atau 92,76 persen dari rencana dan Februari 131,15 meter kubik per detik (72,86 persen rencana).

Direktur Pengelolaan Air Perum Jasa Tirta (PJT) II Herman Idrus, di Purwakarta, Jawa Barat, mengatakan, meski hujan masih turun di DAS Citarum hingga kini, curah dan intensitasnya rendah sehingga volume air yang masuk minim. Hal itu terlihat dari debit yang masuk ke waduk-waduk di aliran Citarum.

Herman menambahkan, jika kondisi ini berlanjut, defisit air untuk memenuhi kebutuhan irigasi, air baku minum dan industri, serta listrik selama periode Maret-September 2011 mencapai 571,74 juta meter kubik. Sebab, dari 3.084,64 juta meter kubik kebutuhan air, hanya 2.512,91 juta meter kubik yang terpenuhi dari air yang tertampung di waduk dan prediksi aliran Sungai Citarum.
 

Hujan buatan

Selain mengefisienkan penggelontoran air, terutama ke 240.000 hektar persawahan di daerah irigasi Jatiluhur utara, upaya menambah stok air ditempuh dengan hujan buatan. Menurut Herman, Perusahaan Listrik Negara melalui PT Pembangkitan Jawa Bali dan Indonesia Power telah menempuh cara itu sejak 14 Februari 2011 dan akan berakhir pada 16 Maret 2011.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com