Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Bom Buku Mulai Membaik

Kompas.com - 17/03/2011, 04:08 WIB

Jakarta, Kompas -Tim dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo menilai perkembangan fisik Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Dodi Rahmawan (38) pasca-operasi amputasi telapak tangan sudah membaik. Dodi sudah dipindahkan ke ruang perawatan di Lantai IV Gedung Kencana RSCM.

Menurut Direktur Utama RSCM Akmal Taher, operasi yang berlangsung sekitar dua jam itu untuk menyatukan kulit tangan kiri Dodi, sementara telapak tangan hingga pergelangan tangan sudah tidak ada lagi. Pemulihan diperkirakan memakan waktu satu hingga dua hari. ”Pasien sudah sadar dan bisa berkomunikasi,” katanya.

Direktur Pelayanan Medik RSCM Heriawan Soejono dan dokter bedah Dohar Tobing mengatakan, pasien datang dalam kondisi telapak tangan sudah tidak ada lagi. Tim dokter menangani penyatuan kulit sekaligus membersihkan luka-luka yang ada di wajah Dodi. Hingga Rabu (16/3), tinggal Dodi yang dirawat di rumah sakit.

Tidak ditemukan

Sementara itu, dari Bogor dilaporkan, hingga Rabu sore, kendati sudah menyisir 90 persen wilayah Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, petugas belum juga menemukan alamat Sulaiman Azhar di Jalan Bahagia, Gang Panser, Nomor 29, Ciomas, Bogor.

Menurut Camat Ciomas Muliadi dan Kepala Polsek Ciomas Komisaris Wijayanti, pihaknya masih berupaya mencari alamat tersebut. ”Kemarin ada nama Sulaiman Saidi yang kami temukan di salah satu desa di Ciomas, tetapi alamatnya bukan seperti di alamat itu (di paket bom buku). Kami memperkirakan tidak ada kaitan dengan nama Sulaiman Azhar. Orangnya juga sudah pindah,” tutur Wijayanti.

Kelompok kecil

Berkaitan dengan kasus bom buku, menurut Guru Besar Kriminologi Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala, di Depok, Jawa Barat, anatomi organisasi yang melakukan teror tersebut adalah kelompok kecil yang posisinya sudah terdesak, baik pendanaan maupun jaringannya.

Hal itu bisa dilihat dari sasaran bom yang diarahkan kepada personal-personal, bukan kelompok atau organisasi.

Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menilai motif pengiriman bom yang terjadi hari Selasa lalu dinilai kabur karena ditujukan kepada sejumlah tokoh secara personal. Meski demikian, dia mengharapkan kepolisian tetap mengusut tuntas upaya pengeboman karena sudah meresahkan masyarakat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com