Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tjahjo: Jaringan Pelaku Bom Rapih

Kompas.com - 22/03/2011, 14:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rangkaian ancaman teror berbentuk paket bom buku belakangan ini dinilai sebagai kegagalan intelijen dalam mengantisipasi aksi sejak awal. Anggota Komisi I DPR RI Tjahjo Kumolo mengatakan intelijen gagal mengetahui sejak awal karena rapinya struktur jaringan pelaku teror.

"Gerakan bom-bom buku ini dilakukan kelompok masyarakat yang terstruktur. Jaringan cukup rapih sehingga intelijen tidak bisa mengendus. Kepolisian kelabakan. Berarti yang melakukan ini jaringan terstruktur," ungkapnya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (22/3/2011).

Politisi PDI-P ini tak mau menduga-duga mengenai ada tidaknya upaya pengalihan isu dengan rentetan ancaman pengiriman paket bom, terutama bom dalam bentuk paket buku, belakangan ini. Menurut Tjahjo, ini menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk mengungkapnya secepatnya.

Jika pemerintah tak segera menuntaskannya, Tjahjo menilai pemerintah menuju kegagalan untuk menghadirkan rasa keamanan dan kenyamanan bagi warga negara. Menurutnya, pemerintah jangan menambah kesalahan dengan tidak menyelesaikan sejumlah kasus sebelumnya.

"Apakah kasus Cikeusik sudah tuntas, Temanggung sudah tuntas. Menangkap Nurdin M Top saja sudah sekian tahun setelahnya, saya cukup pesimis dengan intelijen," tandasnya.

Berdasarkan data yang dihimpum Kompas hingga kemarin, Senin (21/3/2011), sedikitnya 25 pengaduan masuk ke kepolisian di wilayah Jabodetabek. Dari jumlah itu, lima paket berisi bom.

Empat paket bom ditujukan kepada aktivis Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla, Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional Komjen Pol Gories Mere, Ketua Umum Partai Patriot Yapto Soerjosumarno, dan artis Ahmad Dani. Sementara, satu paket bom tergeletak di pinggir jalan di kawasan Cibubur.

Selebihnya, paket mencurigakan yang dilaporkan berisi aneka barang seperti sepatu, kain, buku, jok mobil, bingkai foto, kaset, boneka, jas hujan, hingga cokelat (baca: Bom Buku dan Paranoia Kita).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

    Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

    Nasional
    Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

    Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

    Nasional
    Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

    Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

    Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

    Nasional
    Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

    Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

    Nasional
    14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

    14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

    Nasional
    Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

    Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

    Nasional
    Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

    Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

    Nasional
    Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

    Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

    Nasional
    SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

    SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

    Nasional
    Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

    Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

    Nasional
    Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

    Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

    Nasional
    Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

    Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

    Nasional
    Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

    Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

    Nasional
    Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

    Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com