Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemacetan Jakarta Butuh Solusi Konkret

Kompas.com - 24/03/2011, 14:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Jakarta sebagai ibu kota Indonesia dan pusat aktivitas, perlu terus melakukan penataan pembangunan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun, kompleksitas permasalahan yang terjadi di Jakarta membawa dampak pada berbagai aspek, salah satunya transportasi yang kemudian identik dengan kemacetan.

Dihubungi Kompas.com, Kamis (24/3/2011), pengamat transportasi dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna mengatakan, kemacetan di Jakarta harus segera dicarikan solusi yang konkret. Hal ini dikarenakan semua solusi yang digagas selalu dalam bentuk keragu-raguan.

”Hampir semua solusi rentan terhadap penolakan masyarakat. Bahkan, electronic road pricing (ERP) harus direncanakan dengan rinci agar mudah diterima,” ujar Yayat.

Kemacetan hanya dapat diatasi jika ada kerja sama yang baik antara masyarakat dan pemerintah. Karena itu, sebelum mewujudkan sistem baru untuk mengurangi kemacetan, ada baiknya untuk memperbaiki sistem yang ada terlebih dahulu.

Yayat juga menegaskan, pemerintah lebih baik memperbaiki regulasi yang ada terlebih dahulu. Cara itu dinilai lebih praktis daripada menciptakan sebuah sistem baru semacam ERP yang belum tentu diterima masyarakat atau justru memicu persoalan baru nantinya.

”Contoh saja 3-in-1, awalnya memang berfungsi baik tapi lama-kelamaan justru muncul masalah baru seperti joki. Orang Indonesia itu pintar menyiasati peraturan,” ujarnya.

Kemacetan di Jakarta yang semakin menjadi-jadi memang membutuhkan solusi. Namun, pemerintah tetap harus berhati-hati menentukan solusi apa yang hendak digunakan karena berkaitan dengan masyarakat banyak. Jika solusi yang dipakai tidak tepat, dampaknya justru kemacetan tidak teratasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com