Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum ERP, Mesti Ada Solusi Alternatif

Kompas.com - 24/03/2011, 22:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Electronic Road Pricing (ERP) atau sistem jalan berbayar ini sedang ramai dibicarakan terkait dengan tujuannya mengurai kemacetan Jakarta yang semakin parah.

Yayat Supriyatna, seorang pengamat transportasi dari Universitas Trisakti berpendapat tentang solusi yang harus dilakukan sebelum ERP diwujudkan. "Ada dua hal yang patut dicatat dalam perencanaan tahap ini. Pertama, besarnya biaya pembangunan. Kedua, implikasi kemacetan semakin meluas. Perlu diingat juga, masyarakat belum tentu terima," ujarnya ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (24/3/2011).

Yayat mengatakan perlu adanya solusi alternatif bagi masyarakat sehubungan dengan penerapan ERP di beberapa jalur yang rawan macet. Oleh karena itu, sebaiknya sistem ini diberlakukan di kawasan yang sudah memiliki koridor busway. "Tentu saja masalah tidak selesai begitu saja, pemerintah juga mesti mempertimbangkan langkah selanjutnya. Tidak semua tempat kerja warga Jakarta dekat dengan halte busway sehingga mesti disiasati dengan berbagai cara misalnya, menyediakan ruang bagi pejalan kaki atau menyediakan persewaan atau peminjaman sepeda," katanya.

Selain itu, lanjut Yayat, konsep park and ride juga harus terus dikembangkan. "Maka dari itu pemerintah mesti rinci dan detil dalam tahap perencanaan ini. Karena kalau di dekat halte busway tidak disediakan pengumpan-pengumpan bagi masyarakat menuju tempat kerjanya maka yang akan muncul adalah ojek-ojek nantinya," ungkapnya.

Ia juga menyarankan agar rencana ini dikaji lebih matang dengan melihat persoalan sosial yang akan timbul dari pemberlakuan sistem baru ini. Dasar hukum dan regulasi yang ketat menjadi sebuah keharusan untuk mengatasi masyarakat yang kerap mengakali sistem.

Seperti telah diberitakan, pada tahap pertama ERP akan diberlakukan di daerah Blok M-Stasiun Jakarta Kota, Gatot Subroto (Kuningan-Senayan, Rasuna Said-Tendean), Tendean-Blok M dan Asia Afrika-Pejompongan.

Tahap kedua diterapkan di Dukuh Atas-Manggarai-Matraman-Gunung Sahari dan Jatinegara-Kampung Melayu-Casablanca-Satrio-Tanah Abang.

Tahap ketiga meliputi Grogol-Roxy-Harmoni-Pasar Baru, Cempaka Putih-Senen-Gambir, Cawang Pluit-Tanjung Priok, Cawang-Tanjung Priok, Sunter-Kemayoran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com