Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau ERP, Angkutan Umum Dulu Dong...

Kompas.com - 25/03/2011, 11:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagian besar masyarakat Jakarta sudah akrab dengan kemacetan. Namun, semakin hari kondisi lalu lintas semakin tidak menentu dan isu penerapan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) membuat masyarakat kian resah.

"Saya sangat mendukung semua pembangunan infrastuktur transportasi. Tapi kalau ERP rasanya ini cara instan aja. Enggak solutif jadinya," ujar Dimas, seorang pengendara mobil yang ditemui Kompas.com di Jakarta, Kamis (24/3/2011).

Dia mengatakan, pemerintah tidak boleh lupa meningkatkan kualitas moda angkutan umum yang ada di Jakarta. Bahkan, tidak hanya kualitas saja, tapi juga jumlahnya harus ditingkatkan.

"Nambah masalah baru sih enggak. Tapi kurang efisien aja ERP ini. Apalagi buat masyarakat yang sedang-sedang saja tapi pakai kendaraan pribadi. Malah kasihan jadinya. Mau enggak mau harus naik angkutan umum. Tapi angkutan umumnya enggak bagus," ungkapnya.

Dikatakan Dimas, semua itu bisa berjalan kalau ada iktikad baik dari perencananya yang tidak lain adalah Pemerintah Provinsi DKI. Namun, dia sendiri masih meragukan apakah iktikad baik tersebut nantinya akan dibarengi dengan rencana yang matang. Kalau tidak, proyek ini sama saja akan membuat masyarakat susah lagi.

Hal senada diungkapkan Ade, seorang pengendara yang ditemui Kompas.com di Jakarta, kemarin. Dia memilih menggunakan sepeda motor untuk bekerja karena menghindari kemacetan yang makin menjadi di Jakarta.

"Justru pengendara motor makin banyak itu karena kemacetan. Jadi, ya pemerintah memikirkan lagilah. Jalan berbayar ini enggak bakal mengurangi kemacetan selama transportasi publik masih begitu-begitu saja," ujarnya.

Dikatakan Ade, sebelum melakukan pembangunan jalan berbayar, pemerintah mesti memperbaiki transportasi publik. Baik dari penambahan armada dan juga pemeliharaannya serta yang penting adalah penambahan trayek-trayek angkutan umum.

"Pasti sulit untuk memperbaiki angkutan umum. Artinya, penerapan jalan berbayar juga makin susah diterima masyarakat. Selama infrastruktur transportasi belum memadai, orang akan terus menggunakan kendaraan pribadi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com