Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah Polisi Setelah Aksi Briptu Norman

Kompas.com - 20/04/2011, 11:58 WIB

JAYAPURA, KOMPAS.com — Briptu Norman Kamaru yang muncul secara fenomenal sebagai penghibur dadakan tidak saja mendatangkan keuntungan finansial bagi dirinya, tetapi juga mempermudah Kepolisian Negara RI (Polri) membangun kemitraan dengan berbagai elemen bangsa, sekaligus mencitrakan kepolisian yang kian dekat dengan rakyat.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar (Kadiv Humas Mabes) Polri Irjen Drs Anton Bahrul Alam, yang dimintai komentar dalam acara jumpa wartawan di Jayapura, Selasa (19/4/2011), mengatakan bahwa saat ini para petinggi Polri tengah memikirkan langkah dan keputusan apa yang tepat agar Briptu Norman bisa menjadi perekat antara Polri dan masyarakat melalui kepiawaiannya menghibur publik.

Dia mengemukakan, kemunculan Briptu Norman di dunia hiburan telah merekatkan hubungan polisi dengan media massa. Selama ini, biasanya kepolisian yang minta kepada televisi atau media lainnya untuk mendapat kesempatan wawancara dan sebagainya jika bukan karena berita kasus.

Namun, ia mengakui, kali ini situasi dan kondisinya justru terbalik. Briptu Norman diundang ke berbagai media, bahkan sampai kewalahan memenuhi banyaknya undangan.

Jenderal polisi berbintang dua itu kemudian mengisahkan, pihaknya mendapat konfirmasi dari wartawan mengenai kemunculan seseorang berseragam polisi, menyanyikan lagu India sambil bergoyang di Youtube. Konfirmasi itu bernada "mempersoalkan" anggota polisi berseragam, bernyanyi, dan bergoyang.

Dia mengaku, atas informasi dari wartawan itu, ia kemudian mengontak para petinggi Polri di Provinsi Gorontalo dan mendapatkan keterangan bahwa lagu itu dinyanyikan sambil bergoyang untuk menghibur rekannya. Norman juga tidak pernah meninggalkan tugas sehingga apa yang dilakukan itu sebagai perbuatan yang sah-sah saja.

Beberapa hari kemudian, banyak wartawan mewawancarai Irjen Anton Bahrul Alam sambil meminta agar Briptu Norman jangan dihukum.

Setelah memperoleh penjelasan dari Komandan Brimob selaku atasan Briptu Norman di Gorontalo, kata Anton, Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo langsung memperkenankan keduanya datang ke Jakarta.

Ternyata, menurut dia, kedatangan Briptu Norman ke Jakarta langsung mendapat respons luar biasa dari media massa sehingga diundang untuk wawancara di berbagai stasiun televisi.

Antusiasme masyarakat kepada Briptu Norman Kamaru itu diperlihatkan oleh hampir semua lapisan masyarakat, katanya.

Anton Bahrul Alam pun mengatakan, orang yang meminta foto bersama dengan Briptu Norman datang dari semua kalangan, mulai dari anak-anak di pinggiran jalan sampai para jenderal, sehingga membuatnya semakin fenomenal.

"Ini aset Polri yang harus dijaga," katanya.

Ia mengemukakan, Norman Kamaru adalah anggota polisi yang bisa menawarkan hiburan segar kepada masyarakat sehingga para pemimpin Polri berpikir bagaimana caranya agar Norman tetap menghibur dan menyekolahkannya ke sekolah kepribadian atau keputusan lain yang tengah dipertimbangkan.

Kadiv Humas Mabes Polri tiba di Jayapura pada Senin dan pada Selasa melakukan silaturahim dengan para pekerja media di Jayapura untuk menjalin keakraban sebagai bagian dari upaya Polri mewujudkan dua desain besar, yakni mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan membangun kemitraan yang lebih luas dengan berbagai elemen bangsa.

Dia juga mengaku, mestinya dalam agenda kunjungan ke daerah layaknya di Jayupura membawa serta Briptu Norman Kamaru agar suasana lebih semarak, sebagaimana kehadiran Norman di Jakarta selama lebih dari satu pekan terakhir ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com