Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasir Putih, Ikan, Bulu Ayam di Riung

Kompas.com - 19/05/2011, 08:32 WIB

KOMPAS.com - Tiba di Riung malam hari, sempat membuat kami ragu. Apakah benar ini salah satu tempat wisata yang menjadi andalan di Kabupaten Ngada, Flores? Gelap gulita, dan hanya 1-2 orang yang berlalu lalang, jauh dari ekspektasi saya bahwa ini adalah kota wisata. Tidak terdapat bangunan-bangunan besar, melainkan beberapa rumah saja dan perkebunan kelapa serta hanya satu buah cabang bank dengan tulisan riung, yang membuat kami yakin sudah sampai di kota riung.

Tanpa banyak kesulitan, kami menemukan sebuah penginapan yang sesuai dengan keinginan kami. Rupanya, kota Riung tengah mengalami pemadaman listrik akibat gardu PLN yang telah rusak selama 1 minggu. Sehingga, itu cukup menjelaskan mengapa kota begitu gelap, dan rumah-rumah penduduk menggunakan lilin sebagai penerangan. Agak disayangkan, apabila salah satu andalan wisata kabupaten, mengalami kerusakan listrik seperti ini, dan harus menunggu lebih dari 1 minggu untuk perbaikan.

Sempat saya bertanya dengan pemilik penginapan, dimana pantai pasir putih yang saya lihat di brosur Kabupaten Ngada? Apakah dekat dengan penginapan? Rupanya pantai dan snorkeling spot yang terkenal itu, hanya bisa dicapai dengan menyewa perahu. Jam 9 pagi waktu indonesia tengah, tanpa menunggu lama, kami langsung berangkat menuju dermaga kayu yang tidak jauh dari penginapan, dan naik ke atas kapal kayu kecil dengan satu mesin yang nantinya akan membawa kami ke island hopping.

Pulau dengan ribuan kalong

Hanya membutuhkan waktu 15 menit, kapal memperlambat lajunya, dan kami tiba di pemberhentian pertama, Pulau Kalong. Kapal tidak merapat ke pantai karena air laut saat itu masih surut. Perairan sekitar pulau yang bening dan dangkal sebetulnya bisa saja kami lewati dengan jalan kaki. Tetapi waktu yang sempit dan beberapa penampakan bulu babi mengurungkan niat saya. Suara kalong mulai terdengar, dan semakin jelas ketika mesin kapal dimatikan.

Benar saja ketika saya memalingkan muka, terlihat dari kejauhan rimbunan pohon berwarna hitam yang ternyata adalah ratusan atau mungkin ribuan kalong bergelantungan. Seperti sadar dengan kehadiran kami, mereka berterbangan seirama pindah dari satu sisi pulau, ke sisi lainnya. Guide kami pun berujar, "Kami sangat beruntung bisa menyaksikan kalong-kalong masih beraktivitas di siang bolong".

Setelah puas mengambil foto dan merekam pemandangan itu di kepala, kami melanjutkan perjalanan ke snorkeling spot terbaik di kawasan wisata ini. Laut yang kami lewati semakin dangkal, dan mulai terlihat dasarnya dari atas kapal. Pemandangan yang selalu saya kagumi selama di perjalanan lintas Flores ini. Begitu mudah mencari hamparan pasir serta laut biru toska dengan pemandangan dasar lautnya.

Membeli ikan diatas laut langsung dari nelayan

Di tengah perjalanan, kapal mendekati seorang nelayan yang sedang memancing, dengan maksud membeli ikan yang ia tangkap untuk makan siang kami. Ternyata ikan-ikan yang nelayan ini tangkap adalah ikan karang dengan ukuran yang sangat besar. Persis seperti ikan yang ditangkap oleh para pemancing profesional di televisi dengan alat-alat rumitnya. Sedangkan bapak nelayan ini hanya menggunakan seutas nilon dan bulu ayam sebagai umpannya. Kami sempat berfoto sedikit layaknya pemancing profesional dengan ikan-ikan beliau, kemudian memilih ikan paling besar untuk kami panggang cara tradisional di pulau.

Sampai di titik snorkeling yang dimaksud, tanpa menunggu lama saya langsung mencicipi snorkeling di Riung 17 Pulau. Meskipun kedalaman 5 meter, tetapi dasar laut terlihat sangat jelas. terumbu karang berwarna-warni sempat membuat saya lupa waktu. Apabila bukan karena gogle yang saya gunakan tidak berembun, sepertinya saya enggan untuk naik keatas kapal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com