Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhut: RI Bisa Swasembada Daging

Kompas.com - 10/06/2011, 19:43 WIB

PACITAN, KOMPAS.com - Indonesia memiliki segala kemampuan untuk berswasembada daging sapi, dengan menggabungkan hutan rakyat dan peternakan sapi atau kambing.

Kementerian Kehutanan telah mengembangkan program ini, yang diharapkan dapat menggenjot produktivitas daging nasional.

"Kita harus berterima kasih Australia yang menghentikan ekspor sapi. Ini saatnya Indonesia swasembada sapi. Begitu luas lahan kita, dan petani hutan pun selalu memelihara ternak untuk memperoleh penghasilan tambahan," ujar Menteri Kehutanan (Menhut) usai meninjau hutan rakyat di Kecamatan Donorojo dan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Jumat (10/6/2011).

Kabupaten Pacitan seluas 1.389 kilometer persegi, dengan 85 persen berkontur pegunungan dan perbukitan. Dari luas itu, 58 persen merupakan kawasan hutan dengan 97 persen di antaranya adalah hutan rakyat.

Saat ini, Indonesia masih sangat bergantung pasokan daging sapi Australia dan negara lain. Kondisi ini menyedihkan, mengingat Indonesia memiliki potensi lahan yang memadai untuk pengembangan peternakan sapi unggul demi memasok kebutuhan domestik.

Praktik impor juga membuat harga sapi lokal terus tertekan.

Menurut Menhut, pola silvovastur yang menggabungkan pengembangan hutan rakyat dengan peternakan bisa dimanfaatkan. Dengan demikian, Indonesia bisa meningkatkan produktivitas kehutanan dan daging sekaligus.

Ketua Kelompok Tani Sukamaju, Desa Dadapan, Suparmin, mengatakan, harga sapi lokal terus turun akibat pasokan sapi impor. Kondisi ini membuat peternak memilih menjual anakan sapi meski berharga murah ketimbang memeliharanya.

Direktur Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan, Harry Santoso, menambahkan, petani hutan dapat mengembangkan peternakan dan pertanian komoditas berusia pendek untuk meningkatkan kesejahteraan.

Strategi ini juga dapat meningkatkan minat masyarakat menanami lahan kosong dengan pohon bernilai ekonomi tinggi seperti sengon, mahoni, dan jati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com