Jakarta, Kompas
”PT KAI akan bangun sendiri jalur kereta menuju Srengsem dan tidak akan dikerjasamakan,” kata Direktur utama PT KAI Ignasius Jonan, Minggu (12/6), saat dihubungi. Terminal Srengsem untuk melayani angkutan batu bara dari tambang batu bara milik PT Bukit Asam Tbk.
Luas areal dari Terminal Srengsem sekitar dua hektar. Dari jalur kereta eksisting, tinggal ditarik rel baru sepanjang 100 meter. Letaknya pun hanya dua kilometer dari Pelabuhan Tarahan yang digunakan untuk pengangkutan laut batu bara menuju Suralaya, Banten, Pulau Jawa.
”Tahun depan kami akan berinvestasi sekitar Rp 40 miliar untuk mengembangkan Terminal Srengsem,” kata Vice President Public Relations PT KAI Sugeng Priyono. Dia menegaskan, dulunya Terminal Srengsem merupakan eks kantor Kanwil Perhubungan yang ditukar guling dengan Pelabuhan Panjang.
Produksi PT Bukit Asam Tbk dari tambang batu bara Tanjung Enim, Sumatera Selatan, akan didukung PT KAI. Dengan menggunakan jalur kereta eksisting, batu bara yang dapat diangkut PT KAI tahun 2014 diharapkan mencapai 22,7 juta ton. Tahun lalu, batu bara yang dapat diangkut maksimal 13 juta ton.
Ketua Forum Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno mengatakan, PT KAI mampu membangun sendiri Terminal Srengsem. ”Angkutan kereta api menguntungkan, jadi kontrak pengangkutan untuk jaminan pinjaman ke bank,” katanya.
PT KAI dijadwalkan menerima enam lokomotif seri CC 205 yang diproduksi oleh General Motor, Kanada, pada September 2011. PT KAI sudah menerima 12 unit dari 20 unit lokomotif seri CC 204 yang dipesan. ”Sisanya dijadwalkan diserahterimakan bulan September,” kata Sugeng.
Dalam rencana aksi peningkatan kapasitas angkutan batu bara Sumatera Selatan tahun 2010-2013, antara lain, PT KAI akan membeli 44 unit lokomotif senilai Rp 1,4 triliun. PT KAI juga akan membeli sekitar 1.200 unit gerbong senilai Rp 720 miliar.(RYO)