Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tudingan pada Presiden Berlebihan

Kompas.com - 21/06/2011, 12:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Politikus Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengkritik sejumlah kalangan yang mempersalahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena dianggap tidak memerhatikan masalah Ruyati, TKI yang dihukum mati Pemerintah Arab Saudi, Sabtu (18/6/2011).

Menurut Ramadhan, tudingan terhadap Presiden mengenai kematian Ruyati keterlaluan dan berlebihan. "Ketika kita menuding Presiden tidak bertanggung jawab terhadap nyawa orang, itu kan keterlaluan. Ada yang mengatakan Presiden hanya respons SMS (pesan singkat), tetapi tidak respons kepada masalah tenaga kerja wanita, itu kan juga keterlaluan. Kan, ada bagian-bagiannya di sana (Saudi Arabia). Kalau kritisi Dubes wajar itu. Akan tetapi, kalau kritisi Presiden itu berlebihan," ujar Ramadhan di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Selasa (21/06/2011).

Menurut dia, orang yang melakukan aturan di dunia mana pun, kejahatan pembunuhan harus dihukum. Namun, yang perlu dikritisi,  Pemerintah Indonesia tidak mengetahui hukum pancung yang terjadi pada Ruyati.

"Ada warga kita yang dihukum karena membunuh. Di mana pun di dunia ini tidak ada bahwa pembunuhan itu tidak terkena hukuman. Enggak ada kan, atau ada coba bisa ditunjukkan di mana? Nah kalau pemerintah sampai tidak tahu, itu kalau yang seperti itu bisa dikritisi. Kalau Presiden dituding tidak bertanggung jawab pada nyawa orang, itu kan keterlaluan," tuturnya.

Seperti diberitakan, ketika kabar Ruyati dipancung di Arab Saudi beredar, sejumlah pihak, termasuk NGO, menganggap hal tersebut sebagai tamparan bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kematian Ruyati dinilai sebagai kegagalan  Presiden dalam melindungi hak asasi buruh migran Indonesia yang berada di luar negeri.

Tudingan miring kepada Presiden itu juga dikaitkan dengan pidato Presiden di depan sidang ke-100 ILO di Swiss yang menegaskan soal perlindungan pemerintah terhadap pembantu rumah tangga (PRT) migran di luar negeri. Isi pidato itu dinilai berbanding terbalik dengan kenyataan yang terjadi pada Ruyati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Nasional
    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Nasional
    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Nasional
    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    Nasional
    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    Nasional
    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com