Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makin Banyak Pria Gemar Berbelanja

Kompas.com - 22/06/2011, 04:31 WIB

Jakarta, Kompas - Jumlah pria sebagai pembelanja utama tahun 2011 meningkat. Peningkatan itu seharusnya menjadi perhatian para peritel dan industri. Tanpa antisipasi, peluang untuk memacu omzet bakal hilang. Desain dan layanan kemudahan juga perlu diberikan kepada pria.

Lembaga riset Nielsen dalam paparannya di Jakarta, Selasa (21/6), menyebutkan, komposisi pria sebagai pembelanja utama pada 2011 tercatat sebesar 26 persen. Tahun 2010, komposisinya masih 19 persen, sementara tahun 2009 sebesar 17 persen.

Febby Ramaun, Associate Director of Retailer Services Nielsen, mengatakan, semakin meningkatnya pria sebagai pembelanja utama harus diantisipasi peritel. Peritel harus mendesain barang dan memberikan kemudahan bagi kaum pria.

”Berbeda dengan perempuan, gaya pria berbelanja lebih tegas. Biasanya mereka datang, lalu ambil barang yang dipilih dan membayarnya. Tidak ada waktu bagi mereka untuk melihat produk-produk lain, seperti yang dilakukan kaum wanita,” katanya.

Berdasarkan hasil riset, dari pria-pria yang disurvei, hanya 15 persen pria yang tidak menyukai belanja. Sementara 51 persen menganggap belanja semata-mata sebagai tugas keluarga. Namun, pria yang sangat menyukai belanja sebanyak 6 persen, dan sisanya sebesar 28 persen sekadar senang belanja.

Pejabat Eksekutif Tertinggi (CEO) PT Mustika Ratu Tbk Putri K Wardhani, ketika dimintai komentar mengenai hasil itu, mengatakan, ”Produk perawatan pribadi pria juga menjadi sektor yang memberikan pertumbuhan tinggi. Bisa mencapai 70 persen.”

Namun, salah satu produk perawatan pribadi pria yang diproduksi Mustika Ratu baru memberikan kontribusi 6 persen dari total penjualannya.

Sementara itu, hasil riset juga menyebutkan bahwa para pembelanja makin bertindak konsumtif akibat tidak adanya perencanaan belanja.

Hanya 15 persen pembelanja yang mengaku membuat perencanaan. Akibatnya, banyak barang yang sesungguhnya dibeli di luar kebutuhan.

Dari sisi tempat, Nielsen menyebutkan, pembelanja masih mengandalkan pasar tradisional. Sekitar 50 persen pengeluaran rumah tangga dihabiskan di pasar tradisional. Produk-produk segar, seperti sayuran dan buah, daging, serta ikan, menjadi daya tarik utama pasar tradisional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com