Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyaamm... Kuliner Nusantara Memang Kaya!

Kompas.com - 25/06/2011, 18:22 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Festival Passer Baroe ke-12 menyambut HUT DKI Jakarta ke-484 dimeriahkan oleh aneka wisata kuliner nusantara. Menariknya, sebagian besar menu yang tersaji menambahkan embel-embel daerah sebagai daya tarik kepada para pengunjung.

Ada Mie Goreng Betawi, Mie Kocok Bandung, Tahu Bazo Semarang, Pondok Pecel Madiun, Sate Padang Selera Ambo, hingga jus kacang ijo Manado. Para pedagang yang umumnya merupakan usaha kecil berskala bisnis rumahan mengaku, nama daerah tidak asal cantol. Ada yang menganggap, embel-embel makanan khas daerah meningkatkan nilai jual.

"Pakai nama daerah biar lebih hoki. Orang jadi kepengin merasakan dagangan kita, mungkin karena ingin tahu kekhasannya," tutur Mely, pedagang jus kacang ijo Manado kepada Kompas.com, Sabtu (25/6/2011).

Minuman yang dijualnya terbilang mudah dijumpai. Di lokasi wisata kuliner Pasar Baru ini misalnya, ada tiga pedagang lain yang menyajikan menu serupa.

Suasana berburu kuliner di festival ini memang sedikit berbeda. Dengan embel-embel daerah asal pada tiap gerai kuliner, pengunjung membeli bukan hanya karena tuntutan biologis, tapi juga karena rasa ingin tahu cita rasa khas yang disebutkan.

Andi, penjual Tahu Bazo Semarang, menjelaskan, pencantuman nama daerah tidak lain karena jenis penganan yang dijualnya merupakan kekhasan daerah asal.

"Tahu baso itu kan khas Semarang, apalagi saya juga asli Semarang," jelas Andi.

Ia menambahkan, pencantuman nama daerah juga bertujuan untuk menyasar kalangan pembeli. Pengunjung asal Semarang dan Jawa Tengah secara khusus diharapkan akan tertarik mencicipi sajian mereka sekaligus bernostalgia.

"Bisa juga oleh orang-orang bukan asli Semarang yang waktu berkunjung ke Semarang suka mencicipi makanan khas kami. Atau, pengunjung yang mungkin pernah diberi oleh-oleh tahu Semarang," jelasnya.

Andi mengaku memproduksi tahu di pusat usahanya di Tanjung Lengkong, Cawang, Jakarta Timur. Ia menuturkan, tahu yang dijualnya seharga Rp 30.000 per dus tersebut memiliki kekhasan dua rasa.

"Ada rasa ayam dan rasa sapi," tambahnya.

Selain Andi, ada juga pedagang yang mengaku menambahkan nama daerah bukan karena kekhasan makanan.

"Cuma menyesuaikan dengan event ini, yaitu perayaan HUT Jakarta," terang Roy, penjual Nasi Goreng Betawi.

Rasanya, berbicara kuliner daerah tidak akan ada habisnya sebelum benar-benar menyusuri semua sudut keramaian festival ini. Entah sengaja atau tidak, entah sekedar bumbu penarik perhatian atau memang menunjukkan kekhasan daerah tertentu, kehadiran para pedagang tersebut telah mewakili kekayaan wisata kuliner Indonesia.

Sejatinya, upaya-upaya semacam ini tidak hanya akan meningkatkan pendapatan pedagang kecil, tapi juga bisa meningkatkan apresiasi masyarakat Indonesia sendiri terhadap ragam warisan budaya leluhurnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com