Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Coba KRL, Penumpang Harap Maklum

Kompas.com - 30/06/2011, 13:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — PT KAI Commuter Jabodetabek meminta penumpang kereta rel listrik memahami dan mengerti adanya keterlambatan pada uji coba operasi tunggal KRL.

Uji coba pola baru KRL itu dilaksanakan pada Kamis (30/6/2011) dan Jumat besok. Uji coba dilakukan sesuai jadwal baru KRL dan dengan tarif baru sebagaimana ditetapkan PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ). Dalam uji coba hari ini masih ada keterlambatan perjalanan di beberapa stasiun sehingga terjadi penumpukan penumpang.

Corporate Secretary PT KCJ Makmur Syaheran menjelaskan, keterlambatan itu terjadi karena pola ini masih dalam tahap uji coba dan masih perlu dukungan dari seluruh stakeholder.

"Ini memang tidak serta-merta bisa berubah. Dari 248 unit kereta yang akan dioperasikan, saat ini baru sekitar 90 unit. Ini, kan, belum bisa mendukung semua perjalanan KA. Butuh evaluasi terus-menerus untuk bisa mencapai yang optimal," kata Makmur dalam jumpa pers, Kamis (30/6/2011) di kantor KCJ, Stasiun Juanda, Jakarta Pusat.

Makmur mengatakan, pada saat jam kerja terjadi penumpukan penumpang, tapi penumpang tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut. "Saat jam sibuk di hari kerja seperti sekarang, penumpang memang berdesakan, tapi jangan khawatir karena pasti ada kereta di belakangnya yang akan berhenti," ujar Makmur.

Di kesempatan yang sama, Kepala Humas Daerah Operasional I Jabodetabek PT KAI, Matetta Rizzaulhaq, mengharapkan keterlambatan kereta seperti hari ini tidak terjadi lagi karena pengangkutan penumpang merupakan prioritas utama PT KAI.

"Harapan kami pada 2 Juli nanti tidak lagi terjadi keterlambatan. Ini bagian dari konsekuensi perubahan. Perubahan ini butuh dukungan karena kami prioritaskan mengangkut semua penumpang," ujarnya.

Matetta mengatakan, pengertian dan pemahaman masyarakat, khususnya para pengguna kereta, terkait pola baru yang bertujuan meningkatkan pelayanan ini sangat dibutuhkan. "Namanya protes tidak akan pernah berhenti, kami tidak bisa menyenangkan semua keinginan 400.000 orang per harinya, kami harap ada pemahaman dan pengertian masyarakat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com