Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Orang Tewas di Jalur Transjakarta

Kompas.com - 11/07/2011, 16:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sepanjang semester pertama 2011, tercatat 11 orang meninggal dunia akibat kecelakaan di jalur transjakarta. Jumlah ini meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu.

Iqbal, Asisten Manager Pengendalian Badan Layanan Umum Transjakarta, mengatakan, sepanjang Januari hingga Juni tahun ini tercatat 54 kasus kecelakaan di jalur transjakarta. "Angka tersebut menurun dibandingkan periode yang sama pada 2010," kata Iqbal ketika dihubungi wartawan, Senin (11/7/2011).

Berdasarkan catatan Badan Layanan Umum Transjakarta (BLU Transjakarta), jumlah kecelakaan pada Januari sebanyak 4 kasus, lalu bertambah 8 kasus pada Februari, 12 kasus pada Maret, 10 kasus selama April, 11 kasus pada Mei, dan 9 kali selama Juni. Pada awal bulan ini, tercatat satu kecelakaan di jalur transjakarta, yakni pada Minggu (10/7/2011) di koridor V (Kampung Melayu-Ancol).

BLU Transjakarta juga mencatat korban meninggal dunia akibat kecelakaan di jalur transjakarta selama Januari-Juni mencapai 11 orang. Adapun pada 2010 semester pertama, kasus kecelakaan di jalur ini mencapai 66 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 8 orang.

"Untuk menekan angka kecelakaan di jalur khusus tersebut, pramudi selalu diingatkan untuk mengurangi kecepatan, khususnya di jalur-jalur yang rawan kecelakaan," ujar Iqbal.

Iqbal berharap agar masyarakat dapat menaati rambu-rambu lalu lintas yang telah dipasang, seperti rambu jalur khusus transjakarta. "Biasanya kecelakaan terjadi saat jalur reguler sedang macet sehingga banyak pengendara sepeda motor yang memotong jalan transjakarta dan terjadi kecelakaan," ungkap Iqbal.

Dari 10 koridor yang telah beroperasi, koridor III (Kali Deres-Harmoni) dan koridor di Jalan Mampang Prapatan, koridor VI (Ragunan-Dukuh Atas), merupakan jalur dengan kasus kecelakaan paling banyak. "Kondisinya memang banyak warga yang menyerobot di jalur III. Selain itu jalur penyeberangan orang jaraknya juga terlalu jauh," papar Iqbal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com