Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakar Boneka SBY, Polisi-Mahasiswa Adu Pukul

Kompas.com - 18/07/2011, 16:08 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Unjuk rasa mahasiswa Malang, yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Malang, Senin (18/7/2011), berakhir dengan adu pukul antara pendemo dan polisi. Peristiwa ini terjadi di depan Gedung DPRD Kota Malang, Jawa Timur.

Hal itu terjadi setelah peserta aksi membakar boneka berbentuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Boneka bertopeng wajah SBY itu awalnya diarak dengan becak.

Setelah mahasiswa puas melampiaskan aksi dengan berorasi dan bertemu dengan anggota DPRD Kota Malang, boneka SBY itu dibakar. Saat itulah polisi yang mengamankan aksi maju menyerang kerumunan peserta aksi yang membakar boneka SBY.

Tak sempat lama boneka itu dibakar, polisi langsung bergerak untuk memadamkannya. "Ini simbol pemimpin negara. Tak boleh dibakar," cetus salah satu polisi sambil memadamkan api.

Tak terima dengan tindakan polisi, mahasiswa mencoba menghalanginya. Saat itulah terjadi bentrok dan adu pukul antara mahasiswa dan polisi. "Kita jangan takut lawan polisi," teriak mahasiswa saat itu.

Menurut koordinator lapangan (korlap), Antok, memang ada satu mahasiswa yang dipukuli polisi. "Namun, tak sampai luka. Hanya adu pukul. Namun, hal itu sudah keterlaluan. Seharusnya polisi hanya mengamankan, tak memukuli mahasiswa," katanya.

Lebih lanjut, Antok menegaskan, mahasiswa akan kembali melakukan aksi lanjutan dengan tuntutan yang sama, yakni mendesak Presiden SBY turun dari jabatan Presiden RI. "Tak ada tawar-menawar lagi, SBY harus turun. Karena tak berhasil membangun Indonesia bersih dari korupsi," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Polsek Lowokwaru Kompol Kartono, yang memimpin pengamanan aksi tersebut, mengaku memang ada peserta aksi yang kena pukul. "Namun, hal itu tidak dengan sengaja. Saat akan memadamkan pembakaran boneka itu terkena pukul. Ya, itu biasa terjadi," kilahnya.

Polisi, kata Kartono, hanya bertugas mengamankan. "Kalau terjadi bakar-bakaran, polisi harus mengamankannya. Karena izin dari aksi itu tak akan terjadi bakar-bakaran. Tetap aksi damai yang hanya akan menyampaikan aspirasi agar pemerintah bersih dari korupsi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com