Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Program Faisal untuk Jakarta

Kompas.com - 22/07/2011, 06:01 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah menyatakan kesiapannya maju sebagai calon Gubernur Jakarta periode 2012-2017, Faisal Basri mengemukakan persoalan-persoalan Jakarta yang menjadi perhatiannya. Ia menyebut lima agenda yang akan menjadi prioritasnya bila terpilih sebagai Gubernur DKI.

"Yang pertama adalah kemacetan dan sistem transportasi," terang Faisal dalam konferensi pers di Kedai Kopi Daya Rasa, Gandaria Tengah II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (21/7/2011) malam.

Agenda pertama ini disebutnya sebagai masalah klasik dan utama yang dihadapi warga Jakarta, sebagaimana banjir. "Efeknya (kemacetan) sudah ke mana-mana, mulai dari efektivitas hingga sakit jiwa," kata Faisal.

Ia mengkritisi sejumlah program transportasi yang dianggapnya belum berdasarkan konsep yang jelas. Ia mencontohkan proyek busway yang dipandangnya mengadopsi konsep transportasi negara lain, tanpa mengadaptasikan dengan penataan kota. Faisal menyebut busway sebagai konsep yang salah kaprah.

"Cuma meniru kulitnya tanpa mengupas masalahnya, dan ini bukan untuk penataan kota," tutur ekonom Universitas Indonesia ini.

Sedangkan proyek Mass Rapid Transport (MRT) dipandangnya memiliki tesis yang bias. "MRT dari Lebak Bulus ke Bundaran HI sebenarnya untuk memfasilitasi warga Pondok Indah. Harapannya agar orang kaya mulai meninggalkan mobil pribadi dan menggunakan MRT ke tempat kerja," ungkap Faisal.

Tesis pemecahan masalah kemacetan seperti inilah yang menurutnya bias karena tidak berdasarkan telaah yang mendalam akan akar masalah.

 

Agenda kedua Faisal adalah Ruang Terbuka Hijau (RTH). "Tidak ada kompromi dengan kebutuhan ini," tandas pria yang bernama asli Faisal Batubara.

Menurutnya, penerapan RTH masih sebatas aksi-aksi simbolik. Ia mencontohkan penertiban Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) yang berada di jalur hijau. Faisal juga menganggap data RTH yang disajikan pemerintah DKI juga memasukkan pekarangan hijau di rumah-rumah penduduk.

Masalah air bersih dan limbah ditempatkan Faisal sebagai agenda prioritas ketiga. "Tidak ada kota metropolitan di dunia yang tidak memiliki sistem pembuangan dan air bersih yang memadai," tandasnya. Karena itu, ia berniat mengedepankan sistem air bersih dan limbah yang lebih tertata sebagai salah satu solusi masalah kota Jakarta.

Prioritas keempat Faisal adalah efisiensi anggaran dan reformasi birokrasi. Beberapa contoh dikemukakannya untuk menunjukkan belum terwujudnya pemanfaatan anggaran yang prorakyat. Sementara dalam hal birokrasi, menurut Faisal, tata pemerintahan perlu dirampingkan demi mengefektifkan kinerja sekaligus mengefisienkan anggaran.

"Jakarta tidak kekurangan anggaran. Hanya saja, potensi yang ada belum tergali dengan baik. Sementara itu, anggaran belum tersalurkan secara tepat," simpulnya.

Prioritas kelima Faisal Basri adalah membangun kebersamaan dan berbagi dengan daerah lain. "Jakarta jangan tamak, jangan sekadar membuang limbah ke daerah-daerah tetangga," lanjut Faisal.

Ia menganjurkan pentingnya mengefektifkan kerjasama antardaerah demi membantu pertumbuhan daerah masing-masing. Faisal mencontohkan Bupati Bantul, DIY, Idham Samawi yang membantu petani-petani daerahnya untuk memasarkan hasil pertanian ke Jakarta. Hal ini, menurutnya, turut membawa keuntungan bagi warga Jakarta. "Harga jual produk pertanian menjadi lebih murah," jelas Faisal.

Kelima masalah prioritas tersebut, kata Faisal, masih merupakan percikan-percikan hasil diskusi bersama rekan-rekannya. Agenda itu selanjutnya akan didalami dengan membandingkan dengan kondisi riil DKI dan kemudian akan dirumuskan secara lebih jelas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com